Mohon tunggu...
Marlia Na
Marlia Na Mohon Tunggu... -

Sulung dari 6 bersaudara. Uniq. INTP dan Aquarian yang bergolongan darah A. Pecinta warna hitam, ungu, gunung, Suju, dan masakan ibunya ini bermimpi suatu hari bisa mengunjungi Ka'bah, Keukenhof, taman Sakura dan salju.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kenapa Harus Suju?

12 September 2014   03:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:56 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, ini yang agak lucu, menurut saya. Di usia saya yang, menurut pandangan umum, udah gak jamannya lagi ngefans-ngefansnan sama idol, saya malah jatuh hati sama mereka. Dan, ya ampun, saya juga jilbaber. Yang saya tau sesama jilbaber mungkin akan memandang aneh sama saya.

Sebenarnya, saya nggak punya artis idola. Suju juga bukan. Lagu-lagu mereka juga nggak banyak yang saya koleksi. Cuma lagu-lagu yang ngebeat aja, yang jadi temen saya kalo lagi jadi Upik Abu di rumah. Itu pun belum melebihi jumlah lagunya BSB, yang masih belum terkalahkan sebagai favorit saya sampe saat ini. Trus kenapa dong saya bisa jatuh hati? Ngg, kata-kata jatuh hati rasanya agak sedikit berlebihan ya.. Dan sedikit menyeramkan. Hihi. Coba, nggak menyeramkan gimana gitu, bukan fans tapi bisa jatuh hati? Oke, abaikan.

Kapan tepatnya saya juga lupa.Tapi yang saya ingat, waktu itu saya lagi berada di titik jenuh dari semua hal yang lagi mengepung saya. Cieeee, titik jenuh. Masalah kerjaan sampe kehidupan pribadi. Rasanya stag di sana aja, gak ada progress apa-apa. Saya bahkan udah lama nggak liat apalagi ngerevisi dreambook saya.

Sehari-harinya saya cuma kerja, pulang, ngerjain pekerjaan rumah sekedarnya, trus nonton atau main game. Hobi utama saya seperti menulis, membaca dan belajar udah gak lagi saya jabanin. Jangan ditanya lagi deh udah berapa kali saya menamatkan Tumblebugs atau udah setinggi apa Tree of Wisdom saya di Plants Vs Zombies. Bahkan parahnya, saya malah udah mulai jadi tukang ngeluh. Enggak terang-terangan dan vokal, sih. Tapi saya yakin, kalau ada orang yang punya kemampuan bisa ngedengar pikiran dan dia berdiri minimal lima menit aja di samping saya, abis itu dia pasti bakal langsung periksa telinga ke dokter spesialis THT. Otak saya berisik soalnya, hihi.

Berhubung sekarang hobi utama saya udah beralih jadi nonton, dan di Suju, saya cuman tau sama Donghae, karena sekali pernah nonton dramanya yang judulnya Panda itu, maka mulai deh, saya search mana tau dia juga pernah main drama or film yang lain. Seperti biasa kalau saya udah ngegoogling, googlingan saya suka ngelantur kemana-mana. Sampe ke sejarah-sejarahnya Suju segala. Tambahan, saya suka sama lagu Suju yang dikasih judul No Other, sering diputer di rumah karena kebetulan emang ada di playlist. Saya gak tau mereka ngomong apa, tapi dengerin lagu ini bikin hangat hati. Cieeileeee. Hahaha. Pentesan aja bikin hangat hati. Hasil perburuan saya sama si Mbah mengatakan kalau liriknya adalah tentang orang yang lagi jatuh cinta dan cintanya pun berbalas.

Beruntung banget, BuKet Carano ternyata penggemar Suju, jadi saya pun bebas bisa nanya-nanya apa aja. Dari hasil nodong-nodong nanya sama BuKet ditambah search internet, saya menemukan artikel yang membuat saya terdiam dan menyadari betapa bodohnya saya. Artikel tentang Donghae dan Kyuhyun dan gimana perjuangan mereka meraih apa yang sekarang mereka dapatkan. Bukan berarti member Suju yang lain perjuangannya nggak ampun-ampunan juga kayak dua orang ini, tapi kebetulan, dua orang ini yang kisahnya berkesan buat saya.

Pertama, mari kita liat Donghae. Atau Ikan? Hihi, itu gelarnya. Awalnya, Donghae maunya jadi pemain sepak bola. Tapi sang ayah menyarankan dia agar menjadi penyanyi saja. Donghae pun menurut. Karena emang dia juga suka menari dan menyanyi. Dia lantas menjalani masa training yang panjang, 6 tahun, yang diwarnai dengan acara gagal debut segala. Setelah debut bersama Suju, masih di awal-awal banget, ayahnya meninggal karena kanker otak.

Ini mengingatkan saya sama ayah. Apa yang sekarang saya raih, adalah impian ayah saya ketika saya masih umur 7 bulan di kandungan ibu saya. Heuuu.. sedikit banyak kita punya kemiripan, tapi bukan di bagian yang meninggalnya itu sih. Bukan juga di bagian di mana dia dengan sukarelanya menjalani training sampai akhirnya debut. Bukan. Karena saya, ketika nggak sengaja nyemplung di dunia ini, saya malah berusaha sekuat tenaga agar bisa pindah jurusan. Hahaha. Baru setelah saya bekerja kira-kira setahunan, ibu menceritakan semuanya. Saat itu, saya bisa ngerasain gimana perasaan ayah saya.

That’s why, saya enggak pernah bisa ngebayangin gimana kalau saya yang jadi Donghae. Ngebayangin hidup yang saya jalani ternyata bukan hanya mimpi saya saja, tapi juga mimpi ayah saya, orang yang paling berarti dalam hidup saya, tapi ketika saya sudah di puncak, orang itu sudah gak ada lagi sehingga saya nggak bisa menunjukkan padanya kalau mimpinya telah menjadi kenyataan.

Siaran tanggal 27 April dari MBCSpecial Super Junior, “Dreaming of K-POP Legend” menampilkan para anggota tampil di konser independen mereka di Paris, Perancis. Di saat itu pula Donghae mengungkapkan cerita tentang ayahnya ketika masih ada di dunia ini.

Donghae berkata :

“Jadilah seorang penyanyi,” katanya. “Penyanyi?” Saya bertanya mengapa? Ayah saya mengatakan bahwa dia selalu ingin menjadi seorang penyanyi jadi dia bilang “Kamu bisa dan harus melakukannya.” Kami memulai debut.

“Saat Ayah saya yang berada di rumah sakit ingin memiliki ponsel DMB, dia mengatakan dia ingin melihat saya di TV. Tapi seminggu sebelum kami menjadi nomor satu, dia meninggal dunia. Ketika saya memikirkan ayah, saya selalu menangis .

Hal yang saya benar-benar ingin saya tunjukkan pada ayah saya adalah penghargaan tersebut (penghargaan daesang golden disk award). Jadi untuk pertama kali saya membawanya hari ini (saat Donghae pulang ke Mokpo). Meskipun saya sedikit… maaf, (Donghae minta maaf karena di sini dia nangis) saya benar-benar ingin menunjukkan ini padanya. Dan ingin menunjukkan album yang keluar di Jepang, “Oppa Oppa,” album bersama Eunhyuk.

Ayah saya tidak bisa minum alchohol dengan baik, sama halnya seperti saya. Meskipun dia selalu tidak bisa minum banyak dan saya juga tidak bisa minum alkohol, tapi jika dia masih hidup, alangkah baiknya kalau kita bisa berbagi satu gelas bersama.

Ayah kami adalah seorang sopir taksi tapi kota kami hanya kecil sehingga ketika dia mengendarai sekitar untuk mendapatkan penumpang dan dia akan melihat kita bermain kita akan mengatakan “Appa, mari kita bermain bersama, ”lalu dia pasti akan meninggalkan pekerjaan hari itu juga dan akan bermain bersama dengan kami. Dia benar-benar seperti seorang teman terhadap kami.

Setiap kali saya benar-benar merindukannya, saya berkata, “Ini akan menjadi baik jika saya bermimpi tentang Appa hari ini! Jika Appa keluar dari mimpi saya (maksudnya, mimpinya bisa jadi kenyataan) itu akan lebih bagus!“

Ketika saya memikirkan ayah saya, air mata saya pasti akan jatuh. Ketika kita menerima penghargaan, anggota lain akan memanggil orang tua mereka. Saya punya nomor ayah di telepon. Meskipun itu tidak sering digunakan, saya menghubunginya ketika tahun baru, ulang tahun saya dan ketika kita menerima penghargaan, saya melihat telepon itu. Itulah saat ketika saya benar-benar ingin mendengar suaranya. Saya iri dengan member lainnya karena dapat menghubungi kedua orang tua mereka.

Selanjutnya, Kyuhyun. Kyuhyun ini awalnya ditentang orangtuanya tapi ketika dia mengalami kecelakaan dan harus dioperasi yang membuat dia mungkin nggak akan bisa menyanyi lagi, ayahnya justru menjadi orang yang paling gigih meminta pada dokter yang akan mengoperasi Kyuhyun agar setelah dia dioperasi, dia masih tetap bisa bernyanyi. Ini cuplikan artikelnya, nggak persis seperti yang pernah saya baca itu sih, tapi malah ini lebih mewakili. Karena ini ditranslate langsung dari curhatannya Kyuhyun.

Kyuhyun:

Ini mungkin kali pertama aku menceritakan kecelakaan ini di televisi. Kecelakaan itu terjadi pada malam tepatnya 3 tahun yang lalu. Saat itu, kebetulan aku dan Shindong menjadi bintang tamu di acara Sukira, setelah menyelesaikan siaran radio tersebut, kami bergegas pulang, saat itu jalanan lapang, aku sendiri tertidur di dalam mobil, mataku terpejam saat itu sambil mendengarkan musik.

Tiba-tiba ada suara keras menghantam, dan mobilpun berputar beberapa kali sebelum akhirnya terhempas ke sisi jalan dan aku langsung pingsan seketika. Saat membuka mata, aku sudah tergeletak di jalanan dan aku seketika itu sadar setelah melihat mobil yang kami tumpangi terbalik bahwa telah terjadi kecelakaan.

Aku berusaha untuk bangun sekuat tenaga, tapi tiba-tiba ada cahaya putih melesat di depan mataku dan semuanya terlihat bergerak seperti rol film. Flashback gambar-gambar dari saat pertama aku masuk bangku sekolah, adegan berlibur bersama keluargaku, kali pertama bernyanyi diatas panggung, dan aku merasa.., ah.. mungkin seperti inikah yang dirasakan sebelum ajal menjemput?

Dan yang kutahu saat itu, Eunhyuk berlari menghampiriku dan menggenggam tanganku erat, dan aku menangis kemudian berdoa meminta agar Tuhan mau membiarkanku tetap hidup. Eunhyukpun ikut berdoa di sampingku, kemudian semua terasa gelap, dan ketika membuka mata, aku sudah berada di ranjang rumah sakit, setelah mengalami koma selama 4 hari.

Leeteuk:

Mobil kami berputar 2 kali sebelum terbalik. Aku langsung mengira saat itu merupakan akhir hidupku sebelum akhirnya pingsan. Aku tidak bisa membuka sebelah mata, karena separuh lebih wajahku sudah bersimbah darah, hingga akhirnya aku mendapat 150 jahitan, itu sebabnya mobil ambulance langsung menuju tempatku pertama kali. Sedangkan Kyuhyun tergeletak di seberang jalan, dengan keadaan di mana 6 tulang rusuknya patah.

Kyuhyun:

6 Tulang rusukku di dada patah karena posisiku di dalam mobil berada di belakang kursi pengemudi. Dokter mengatakan pada keluargaku juga pegawai perusahaan “Anak ini sudah sekarat, dia harus dioperasi melalui tenggorokan untuk membuka saluran pernapasannya, tapi persentase keberhasilan operasinya hanya 20 %.”

Tapi tak kusangka ayahku akan menolak dan berkata “Anak ini seorang penyanyi, bernyanyi adalah impiannya selama ini, jika kalian mengoperasi tenggorokannya, bukankah itu sama saja dengan kalian merebut harapannya yang terakhir? Kalaupun ia mampu bertahan hidup, tapi apa ia akan mampu melanjutkan hidupnya?”

Dokter yang waktu itu hendak mengoperasiku sempat marah ketika mendengar jawaban ayah, “Apa kau sudah gila? Nyawa anakmu diujung tanduk, dan kau masih berpikir soal menyanyi? Kita harus segera melakukan operasi apapun yang terjadi!”

Selagi ayahku dan dokter tersebut berdebat tentang jalan operasiku, dokter itu muncul. Dia dokter dari China, aku masih ingat namanya hingga kini, Professor Wang YongJok. Ia menenangkan ayahku dan memberikan jalan keluar yang lain. “Biarkan anak itu tetap bisa bernyanyi, aku akan mencari metode operasi yang lain.”

Yang aku tahu selama ini, ayahku adalah orang pertama yang menentang keinginanku menjadi seorang penyanyi. Ayahku memiliki profesi berlatar belakang pendidikan. Karenanya setiap kali aku mengutarakan cita-cita tersebut, ia selalu menentang, “Bagaimana mungkin aku yang berkecimpung di dunia pendidikan memiliki anak seorang penyanyi.“

Tapi ayah yang selama ini terus bersikeras menentang impianku, ternyata dengan caranya sendiri yang tidak kuketahui, berusaha melindungi mimpi itu untukku. Saat aku diceritakan tentang hal ini, aku langsung menangis sejadi-jadinya.

Kang Hodong: Berapa lama hingga akhirnya kau bisa kembali ke atas panggung?

Kyuhyun:

Aku kembali setelah 5 bulan, saat itu, ketika aku kembali bernyanyi di atas panggung, hingga lagu usai, tak peduli apa dia fans SJ atau fans artis lain, setiap kali aku muncul mereka terus berteriak menyemangatiku. Aku begitu terharu dan merasa seperti terlahir kembali. Bisa kembali bernyanyi, kembali beraktifitas dengan member yang lain, bisa melihat para penggemarku, bisa berjalan, mampu menyantap makanan dan melanjutkan hidup, aku sangat mensyukuri akan semua itu.

Aku berterima kasih kepada ayah, yang terus melindungi impianku hingga saat-saat terakhir dan pada Eunhyuk, yang pertama berlari menghampiriku, dan terus menggenggam tanganku erat sambil berdoa di sisiku.

Kecelakaan mobil terjadi pada bulan April 2007.

Dia berkata, “Waktu itu saya berpikir bahwa aku akan mati. Aku koma selama 4 hari. Dokter mengatakan bahwa aku punya kesempatan hanya 20% dengan tulang rusuk dan paru-paru yang telah hancur. “

Kyuhyun menambahkan, “Ayah mengatakan kepada dokter untuk tidak mengambil vokalku untuk di operasi hingga aku masih bisa bernyanyi. Setelah itu, ketika aku mengetahui kebenaran itu aku menangis. Itu karena ayah selalu keberatan aku menjadi seorang penyanyi, namun ia telah melindungi impianku untuk menjadi seorang penyanyi."

Kyuhyun harus menunggu waktu 5 bulan untuk pulih dari kecelakaan itu, “Aku merasa seperti aku menjalani kehidupan baru.”

Mereka cakep? Well, cakep atau enggaknya mah relatif, ya. Tapi cakepnya kan karena oplas. Hmm, ya, beberapa memang ada yang oplas. Dan oplas tetep haram bagi saya, kecuali ada indikasi medis harus dilakukan. Berarti kamu sukanya yang palsu, dong, udah tau kan mereka oplas? Well, rasanya nggak adil kalau kita ngejust dari ngeliat covernya doang, karena sungguh, jauh di belakang itu semua, ada alasan kenapa sesuatu bisa terjadi. Seandainya kita yang tinggal di sana, dikepung oleh budaya yang nggak sehat, dan jauh dari pemahaman agama (well, Korea banyak atheis), mungkin kita akan menjadi salah satu dari mereka yang melakukan oplas juga. Do something, dakwah, mungkin, menyelamatkan generasi berikutnya. Lagipula, kadang saya pikir, setidaknya mereka mengakui kalau mereka melakukan oplas itu. Itu aja. Parah banget, akhwat mengidolakan non muslim. Mengambil pelajaran dan kebaikan dari seseorang, rasanya tak apa. Udah bukan jamannya, buu. Hehe, tua itu emang ukurannya siapa? Mirip seseorang? Whoaaaaaa, siapa siapa siapa? Siapa yang mirip mereka?

Bagi saya, kisah mereka mengingatkan saya kembali akan dreambook yang udah lama nggak saya liat. Itu yang terpenting. Membuat saya semangat lagi, menuliskan goal-goal baru yang udah lama ada di pikiran tapi nggak pernah berani lagi saya tuangkan. Mereka seolah mengejek saya, karena di umur segini, saya belum menelurkan karya apa-apa. Panggung mereka membuat saya mendidih, bahwa saya, harus juga bisa berprestasi seperti mereka. Bahwa kejenuhan yang mengepung saya bukanlah apa-apa dibandingkan mereka. Kesuksesan dan kerja keras mereka membuat saya malu telah mengeluh, sekalipun keluhan itu masih hanya di dalam hati saja.

Maka saya pun memajang foto mereka berdua, sebagai pengingat. Bahwa mereka sukses di usia muda. Bahwa mereka meraihnya dengan kerja keras tiada henti. Jadi saya, jika mau sukses juga, saya harus bisa meniru semangat dan kerja keras mereka.

Saya ingat, saya pernah bikin status tentang mereka. Waktu saya lagi latihan nyanyi buat lomba paduan suara dalam rangka Nurse Day.

Untuk penampilan yang durasinya gak sampai 3 menit aja, latihannya bisa sampai 2 jam gini. Itu pun masih akan dilanjut dengan latihan-latihan berikutnya karena yang ini aja masih jauh dari sempurna. Mulai dari suara gak nyampe, nada salah, sampe gangguan pola nafas segala a.k.a ngos-ngosan. Belum lagi harus menyamakan suara dalam grup. Belum lagi nanti nyanyinya kudu diiringi sama musik. Beraaat. Terutama buat gw, karena udah terlalu amat sangat lama berhenti jadi penyanyi di kamar mandi. *abaikan.

Gak kebayang deh, si Ikan sama teman-temannya yang disebut Resti dengan Abang-Abang Galau Jodoh itu latihannya kayak gimana. Latihan suara iya, latihan gerakan iya juga. Mana mereka qlo sekali tampil itu bukan cuman sekitar 3 menit kayak gw, lagi. Belum lagi kostumnya, ..ngg.., sebelum gw mulai salah fokus, mari kita sudahi saja pembahasan tentang si Abang-Abang ini. Hahaha.

Begitulah. Pertunjukan yang sempurna enggak dihasilkan sekali jadi. Tau bagaimana dan berapa lama latihannya Timnas U19 sebelum membawa Indonesia lolos menuju AFF?

#fighting — bersama Resti Ningsih.

Begitulah. Mereka hanyalah sekumpulan orang-orang gila. Ya. Hanya orang dengan otak yang sudah korslet sajalah yang masih bertahan sampai akhir dengan impian-impian mereka.

-------------------------------------------------------------------------------------

Menggenggam mimpi itu seperti melompat dari satu kegilaan menuju kegilaan lainnya. Tak peduli semenyedihkan apapun kelihatannya bagi yang lain. Selama kamu masih menjadi dirimu sendiri, kamu akan baik-baik saja.

Padang, 9.9.14

07:51

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun