Mohon tunggu...
Muhammad Firdaus
Muhammad Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kami adalah mata pena yang tajam, yang siap menuliskan kebenaran, tanpa ragu ungkapkan keadilan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkada Kabupaten Bandung: Sebuah Opini !

6 Desember 2015   06:08 Diperbarui: 3 Juli 2024   16:36 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum wr wb

Apa yang penulis tulis pada artikel ini sangat bersifat subjektif dan mungkin lebih tepatnya disebut opini karena sedikitnya pengetahuan penulis dan sumber referensi yang dijadikan rujukan [intermezzo] 

Langsung saja pada topik pembahasan tentang Pemilukada Kab. Bandung.

Prolog

9 Desember 2015 menjadi tonggak sejarah dalam ranah politik Bangsa Indonesia, untuk pertama kalinya di era reformasi sekarang ini dihelat pesta demokarasi daerah secara serentak hampir di seluruh wilayah Indonesia, terlepas dari pro-kontra terkait teknis pelaksanaan atau kontroversi penentuan jumlah minimal paslon, namun pada akhirnya penulis selalu berharap keputusan yang ditetapkan semoga bisa menghasilkan pemimpin-pemimpin terbaik dari segala aspek serta membawa perubahan nyata ke arah lebih baik di daerahnya masing-masing.

Salah satu daerah yang mengikuti pesta demokrasi serentak ini adalah daerah yang menjadi tanah kelahiran penulis, Kabupaten Bandung. Daerah yang mempunyai luas wilayah 1756,65km persegi (lebih dari 10 kali lipat luas wilayah kota Bandung) dengan 31 kecamatan, 267 desa dan 9 kelurahan. Luas wilayah yang begitu besar dengan tanah yang subur dan SDA (sumber daya alam) yang melimpah terutama gas bumi. Bisa dikatakan kabupaten bandung sebagai salah satu daerah yang kaya dan seharusnya bisa mensjahterakan orang yang hidup diatas tanahnya. Disisi lain jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) yang mencapai 64,89% dari total penduduk Kab. Bandung, seharusnya menjadi potensi yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan SDM (sumber daya manusia) yang berkualitas. Akan tetapi potensi SDA dan SDM yang ada, jika tidak dikelola dengan baik, maka tidak akan menghasilkan hal baik yang berdampak baik, justru bisa jadi sebaliknya. Dan berbicara tentang tata kelola suatu daerah, maka tidak terlepas dari sosok seorang pemimpin, orang nomor satu sebagai gambaran daerah tersebut, dalam hal ini pemimpin Kabupaten Bandung. Oleh karena itu, pilkada serentak ini menjadi moment bagi warga Kab. Bandung untuk memilih pemimpin yang "mempunyai kapasitas dan kapabilitas yang tepat untuk memimpin Kabupaten Bandung".

 

Kandidat Cabup Baru Belum Muncul

Saat memasuki tahun 2015 yang notabene tahun politik untuk kab.bandung, penulis menantikan kandidat-kandidat pemimpin baru yang muncul dengan gagasan dan terobosan baru sebagai solusi atas problematika kabupaten bandung, kalo untuk incumbent penulis lebih tertarik mengamati siapa yang akan dijadikan cawabup dan langkah politik apa yg akan diambil untuk mengamankan kursi no.1 ditengah konflik partai kuning yang sedang memanas kala itu. Namun seiring berjalannya waktu apa yang dinantikan tak kunjung hadir, entah karena penulis yang kurang gaul atau informasi dan publikasi dari para kandidat  baru yang masih minim, hingga dirasa elektabilitas kang DN masih mendominasi dan memonopoli.

Barulah memasuki bulan ke-4 dan ke-5 mulai muncul samar-samar kandidat calon bupati baru.Diantara nama-nama yang muncul, Dede yusuf dan Ajeng Ratna Suminar menjadi kandidat yang menarik, karena berasal dari partai yang sama dan masih tercatat sebagai anggota DPR RI. Dede yusuf sebagai mantan wagub jabar lebih populer dan katanya mempunyai elektabilitas cukup tinggi, sedangkan bu ajeng yang merupakan orang asli kabupaten bandung sudah gencar juga ber-manuver politik terutama di basis massanya, kec.pacet dst. Namun entah apa alasannya, kedua nama ini pun perlahan tenggelam lagi. Disisi lain, PDIP yang saat ini menjadi partai penguasa tingkat nasional mengusung cabup sendiri dan ada selentingan kabar bahwa salah satu icon musik sunda Doel Soembang menjadi satu diantaranya.

 

DN gaet PKS, No.3 Cabup import, No.1 paslon paling senior

Akhirnya, tibalah pada waktu ditetapkannya paslon(pasangan calon) cabup-cawabup kab.bandung 2015-2020 oleh KPU Kab.bandung. Dihasilkanlah 3 paslon yang akan mengikuti proses pemilukada dengan nomor urut :

  1. KH.Sofyan Yahya, MA  - Drs H.Agus Yasmin, SIP, MSi
  2. H.Dadang M Naser SH, SIp, MIp - H.Gungun Gunawan, S.Si, M.Si
  3. H.Deki Fajar, SH - Dony Mulyana Kurnia, ST

Semua kandidat menarik untuk dibahas, namun terlebih dahulu penulis akan bahas terkait pasangan no urut 2.

Dalam kurun dua pilkada kab.bandung terakhir, PKS selalu menjadi batu sandungan bagi calon incumbent. Namun tidak dengan pemilukada tahun ini, PKS merapat ke DN yang pada pemilu terakhir keduanya saling berhadapan. Penulis masih ingat pada pemilukada tahun 2009, saat masih berada dibangku putih abu, persaingan kang DN dan kang Ridho dari PKS sangat ketat, hingga hasil perhitungan suara akhir pun sangat tipis kalo tidak salah. Maka tidak heran saat DN gaet PKS, hal ini menimbulkan beragam pertanyaan pada pikiran penulis sebagai outsider, apakah 'kemesraan' ini ada hubungannya dengan koalisi merah putih (KMP)?mengingat hubungan ARB yg dekat dengan petinggi PKS, atau tawaran politik PKS yang kuat dalam pengamanan kursi 1 untuk DN? hal ini karena kader PKS terkenal militan dan loyal terhadap partai, sehingga dengan status calon independen ditengah kisruh partai golkar, DN harus mempunyai basis massa loyal dan setia untuk pemenangannya. Sedangkan dari sisi PKS sendiri, sepertinya elektabilitas kang Gungun gunawan masih kalah dari cabup pemilukada sebelumnya kang ridho, bahkan pada pileg 2014 kang gungun gagal jadi anggota DPRD kab.bandung untuk dapil 1 [sumber], meski sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai anggota DPRD kab.bandung pada periode 2009-2014 .Akan tetapi hal yang patut dicermati gun-gun gunawan berhasil mengalahkan 13 calon wakil bupati untuk mendampingi DN yang diseleksi langsung oleh tim verifikasi, berarti ada alasan kuat mengapa DN bersama timnya memilih gungun dan PKS untuk berjuang bersama [sumber]. Selain itu politisi muda PKS ini terlihat lebih low profile jika dilihat dari FansPage Facebook nya yang aktif dan update. Dari sisi kekayaan, pasangan ini merupakan paslon termiskin dibanding yang lain, dan hanya kang gungun yang kekayaannya tidak sampai angka milyaran rupiah diantara semua calon bupati dan wakil bupati. yang ada

Untuk pasangan Deki-dony, yang menarik adalah jika dilihat dari profil keduanya, mereka bukan warga asli kabupaten bandung (alias import) dari kota bandung. Kang deki beralamat di lengkong sedangkan kang dony beralamat di sumur bandung [sumber]. Selain itu pada awal pencalonannya, kang deki mendapatkan pertentangan dari internal PDIP (beberapa DPC) yang sedari jauh mengusung agung sebagai cabup, karena diklaim mempunyai elektabilitas paling tinggi diantara kandidat calon bupati PDIP yang lain. Namun entah bagaimana pertimbangannya, yang jelas pada akhirnya kang deki lah yang menjadi calon bupati yang diusung PDIP dengan wakilnya kang dony dari demokrat. Demokrat sendiri akhirnya harus senasib dengan PKS yang menjadi calon orang no 2 di kabupaten bandung, mungkin ini juga yang menjadi alasan dede yusuf ataupun ajeng mundur ditengah jalan, apakah DPD demokrat kab.bdg tidak cukup pede untuk mengusung calon bupati?. Terlepas dari urusan itu, pasangan deki-dony merupakan paslon paling kaya diantara yang lainnya berdasarkan laporan harta kekayaan yang diserahkan kepada KPU kab.bandung [sumber]

Sedangkan pasangan sofyan-agus, didominasi oleh KH Sofyan yang merupakan salah satu tokoh NU berpengaruh di Kab.Bandung dan kang agus merupakan ketua DPD partai nasdem 2015. Diantara paslon lain, pasangan ini merupakan yang paling senior dari sisi usia. Penulis tidak tahu banyak tentang pasangan no urut 1 ini, karena kurang mengikuti perkembangannya. Terkait info lengkap pasangan ini bisa dilihat di website nya [sumber]. Meski website ini terkesan dibuat seadanya, tapi penulis apresiasi atas usaha untuk menyajikan informasi terbaru dari pasangan ini.

 

Apa karya mereka?

Bagi penulis yang notabene bukan orang dekat dan tidak berafiliasi dengan pasangan manapun, sangat bingung memilih mana yang terbaik diantara paslon? Sudah tidak kenal, susah pula cari informasi , rekam jejak, ataupun biografi mereka, maklum hanya bermodalkan search engine dari 'mbah' google dkk. Mau audiensi secara langsung dengan masing-masing calon, sudah terlambat dan pasti mereka tidak ada waktu, tetapi tidak mungkin jika harus mengikuti semua agenda yg disusun KPU untuk mengenalkan tiap paslon, karena penulis ada tanggung jawab yang harus ditunaikan (kerja). Sebab dari kurangnya informasi, berakibat tidak kenalnya secara menyeluruh untuk membandingkan apple to apple antara semua paslon secara objektif.

Dari sedikit informasi yang didapatkan, hampir semua paslon memiliki deretan pengalaman kerja dan pengalaman organisasi dengan jabatan strategis. Lantas apa yang telah mereka lakukan untuk kabupaten bandung sebelumnya? gagasan apa yg telah mereka sampaikan untuk kabupaten bandung lebih baik? apa karya yg telah dihasilkan sebagai solusi atas problematika di kab.bandung? Masyarakat tidak sedang memilih kucing dalam karung, penulis sendiri sudah jengah dengan pencitraan dadakan yg hanya mencari simpati rakyat demi kepentingan agar dipilih saat pemilu/pilkada, karena hanya akan menghasilkan pemimpin yang mudah lupa, lupa pada janjinya, lupa pada rakyatnya, lupa pada tugasnya.

'Gagasan dan Karya' merupakan poin penting sebagai tolak ukur yang menjadi pembeda diantara mereka. Meskipun semua paslon pernah menempati berbagai jabatan pada tempat dan level yang berbeda, namun jabatan itu berbeda dengan karya. Sejauh ini hanya kang DN yang mempunyai karya nyata untuk kabupaten bandung, karena jelas beliau adalah bupati saat ini, terlepas dari seberapa besar dampak dari karya itu terhadap kesejahteraan yang dirasakan oleh masyarakat. Sementara untuk paslon yang lain penulis belum tahu dan/ belum menemukan banyak karya yg telah dibuat untuk kab.bandung ataupun masyarakat secara umum sebelum pelaksanaan pesta ini dihelat. Terkait dengan 'gagasan dan karya' bisa diambil contoh kang emil (ridwan kamil), jauh sebelum beliau mencalonkan diri menjadi calon walikota bandung, banyak gagasan dan karya beliau yang sangat berdampak bagi masyarakat ataupun lingkungan, bahkan begitu banyak pernghargaan yang beliau terima baik dari dalam ataupun luar negeri. Sehingga dengan gagasan dan karya nyata yang dedikasikan untuk bandung, beliau begitu sangat dicintai oleh warganya dan kerja kerasnya membawa dampak positif bagi kota bandung juga elemen yang ada didalamnya.

Menyangkut soal penghargaan, dalam debat publik cabup-cawabup sesi kedua yang dilaksanakan pada hari senin 30 november 2015, isu ini sangat hangat diperbincangkan saat calon bupati incumbent kang DN mengungkapkan banyak penghargaan yang kabupaten bandung peroleh di era kepemimpinannya. Lantas banyak sanggahan dari calon lain yang menilai bahwa percuma banyak penghargaan jika tidak membawa dampak bagi rakyat. Namun yang menarik bagi penulis adalah jawaban cerdas dari seorang DN, "Masalah penghargaan adalah fakta, penghargaan bukan tujuan, tapi itulah kenyataannya, tanpa rekayasa". [sumber]

 

Visi-Misi pasangan calon

Setelah membahas (sekilas) terkait dengan rekam jejak, gagasan dan karya dari paslon, maka selanjutnya adalah penulis ingin mengurai visi-misi dari masing-masing calon. Namun pada kesempatan ini penulis hanya membatasi untuk fokus pada visi, karena visi menggambarkan keseluruhan arah gerak, program kerja, kebijakan selama 5 tahun kedepan.

 

No Urut.1 KH Sofyan-Agus

Untuk visi-misi lengkapnya, silahkan buka link ini : visi-misi barokah

visi : "Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Adil dan Makmur , serta Termaju di Jawa Barat

Kata kunci atau point utama dalam visi diatas adalah adil, makmur dan termaju. Namun yang menjadi pertanyaan besar bagi penulis adalah tidak dicantumkannya unsur religius pada visi diatas, mengingat pasangan ini diusung oleh NU yang merupakan basis ulama didalamnya. Nilai religius bisa ditemukan pada bagian misi, namun itupun hanya berupa penjelasan dari uraian point misi. Pada bagian program aksi, profesionalisme aparatur pemerintah dan birokrasi menjadi point pertama yang dibahas oleh pasangan dengan tagline 'barokah' ini, kemudian disusul oleh program tentang ekonomi, pembangunan infrastruktur, SDM, lingkungan dan desa.

 

No Urut.2 Kang DN-Kang Gungun

Untuk visi-misi lengkapnya, silahkan buka link ini : visi-misi sabdaguna

visi : "Memantapkan Kabupaten Bandung yang Maju,Mandiri dan Berdaya Saing Melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Pedesaan Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan".

Dari visi yang ditawarkan semua paslon, penulis lebih tertarik pada visi dari pasangan sabdaguna, karena lebih jelas dalam menggambarkan arah dan tujuan dalam menahkodai kabupaten bandung selama 5 tahun kedepan. Selain itu dalam paparan isu strategis dan arah kebijakan terlihat lebih menguasai medan dalam menentukan ketepatan kebutuhan masyarakat Kab.Bandung. Hal ini mungkin karena sinergitas antara pihak penguasa dan pihak oposisi yang saling melengkapi dalam merumuskan isu-isu strategis di kabupaten bandung.

 

No Urut.3 Kang Deki-Dony

Untuk visi-misi lengkapnya, silahkan buka link ini : visi-misi duriat

visi : "Kabupaten Bandung Unggul dengan Duriat dan Gotong Royong"

Unggul, duriat (cinta) dan gotong royong menjadi inti dari visi paslon deki-dony. Namun diantara semua paslon, menurut penulis visi diatas terlalu bersifat umum dan maknanya kurang menggambarkan secara jelas apa parameter yang ingin dicapai untuk 5 tahun kedepan. Akan tetapi penulis suka penjelasannya yang rinci ketika dibandingkan dengan RPJMD kabupaten bandung dalam menentukan indikator keberhasilan. Nuansa PDIP sangat kental dalam paparan visi-misi deki-dony ini. Akan tetapi yang menarik juga adalah moto pasangan ini terdiri dari 2 kata, yaitu 'duriat' dan 'jawara' yang bermakna 'cinta' dan 'juara'. Mengingatkan dengan kata-kata yang sering diutarakan oleh kang emil kala pilwalkot bandung. Hal ini mungkin karena pasangan ini yang notabene orang kota bandung, terinspirasi oleh kang emil untuk meng-importmotonya ke Kabupaten Bandung.

 

 

Problematika Kabupaten Bandung

Dari paparan visi-misi semua paslon, secara narasi sangat bagus dengan gaya bahasa 'melangit', namun penilaian keberhasilan hanya bisa diukur pada saat setelah mereka menjabat. Apakah janji dan implementasi akan sesuai atau sebaliknya? karena biasanya idealita tidak selalu selaras dengan realita 

Terkait dengan masalah-masalah di Kabupaten Bandung, tentunya sangat banyak hingga sulit harus memulai dari yang mana, banyak juga yang sudah dirinci oleh masing paslon yang menjadi bagian dari visi-misi nya. Namun ada beberapa pula yang ingin penulis sampaikan hasil dari sedikit pemikiran yang berkecambuk dalam otak.

 

1. Birokrasi yang sakit

Semua elemen pemerintahan yang seharusnya menjadi pelayan masyarakat, tidak sedikit yang lupa akan fungsi dan justru malah menyelewengkan wewenangnya. Budaya suap-menyuap, gratifikasi dan korupsi menjadi hal yang lumrah dengan dalih demi kepentingan bersama yang mengatasnamakan rakyat/masyarakat. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi pemimpin kabupaten bandung dimasa yg akan datang. Apakah berani untuk revolusi birokrasi dengan segala resikonya?

2. Pendidikan belum berkualitas

Secara kuantitas memang sudah terjadi banyak perubahan dalam dunia pendidikan, untuk provinsi Jawa Barat dicanangkan sekolah gratis sampe tingkat SMA, pun begitu halnya di kab.bandung. Kuantitas pelajar dari mulai SD sd SMA semakin meningkat tiap tahunnya. Akan tetapi apakah hal tersebut berbanding lurus dengan kualitasnya ? Mengingat banyak lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke jenjang kuliah, banyak faktor yang melatarbelakangi baik dari ketiadaan dana, ataupun hal lain. Tapi yang jauh daripada itu adalah ketiadaan motivasi dan kurangnya pemahan tentang urgensi pendidikan itu sendiri bagi masa depan mereka. Kita lihat di desa-desa terpencil, betapa tidak sedikit anak SD/SMP yang sudah ketagihan merokok, banyak kenakalan-kenakalan yang mereka lakukan namun sekolah seakan tidak berani untuk mengeluarkan, karena jika dikeluarkan maka sama artinya dana BOS pun akan berkurang. Kita juga masih bisa menjumpai betapa tidak sedikit guru honorer yang gajinya <300rb/bulan padahal kerja fullday tiap harinya, namun disisi lain semakin membludaknya guru honorer tidak diimbangi oleh seleksi yang ketat sehingga sangat mudah menjadi sorang guru dengan kapasitas seadanya.

3. Krisis generasi muda

Regenerasi adalah sebuah keharusan agar siklus tetap terjaga. Namun apa yang terjadi dengan pemuda kabupaten bandung hari ini? Tidak sedikit pemuda cerdas dan potensial sedari SMA dan kuliah sudah meninggalkan kabupaten bandung untuk mencari pendidikan yang lebih bagus, baik ke kota bandung ataupun diluar kota. Setelah mendapatkan gelar sarjana, pekerjaan dan kehidupan yang mapan, maka mereka sudah enggan balik ke kabupaten bandung dan membangun daerah/desanya sendiri, alasannya pun beragam karena sudah mendapakan comfort zone atau bisa jadi mereka bingung apa yang akan mereka lakukan? mereka belum punya wadah/tempat untuk berekspresi, mengimplementasikan ide dan karya. Disisi lain pemuda-pemuda yang putus sekolah diusia muda dan produktif baik mulai dari SD sd SMA/kuliah, tidak sedikit yang salah dalam bergaul untuk aktualisasi diri. Hingga kita bisa melihat banyak diantaranya hanya bergerumul melakukan hal-hal premanisme yang tidak bermanfaat untuk masa depan mereka. Bahkan menurut beberapa teman penulis yang concern akan hal ini, jumlah preman,geng motor, anak punk, anak jalanan, secara kuantitas cukup besar dan tersebar hampir diseluruh kecamatan di Kab.bandung. Jadi apa solusi untuk permasalahan generasi muda ini? bagaimana cara menghimpun pemuda cerdas untuk bisa balik bangun desa dan menghimpun pemuda putus sekolah untuk menjadi lebih produktif dan positif?

4. Tata Kelola Lingkungan amburadul

Banjir, menjadi kata yang lekat dengan dayeuhkolot, baleendah dan kabupaten bandung. Menjadi masalah yang sangat akut dari tahun ke tahun, karena banjir lapan sungai citarum tidak kunjung tersolusikan. Bahkan citarum, sungai terbesar di kab.bandung  dinobatkan sebagai sungai terkotor didunia [sumber]. Selain banjir, sanitasi, masalah pencemaran lingkungan, alih fungsi lahan dll, selalu menjadi titik lemah untuk sasaran tembak bagi calon incumbent dari calon-calon baru saat pemilukada. Banyak celotehan dari orang-orang, siapa yg bisa mengatasi banjir citarum, dia layak jd bupati bandung. Terkait dengan pencemaran lingkungan, selain dari kotoran manusia banyak juga yang berasal dari limbah industri pabrik-pabrik tidak bertanggung jawab. Kemudian untuk masalah alih fungsi lahan, banyak diantara hutan beralih fungsi jadi kebun/perumahan, banyak gunung/bukit milik pribadi dikeruk tanahnya sebagai bahan tambang tanpa mempedulikan keseimbangan lingkungan dan efek yang akan ditimbulkan. Oleh karenanya dibutuhkan sikap dan ketegasan pemerintah untuk membuat aturan yang pro terhadap lingkungan dan memberi efek jera kepada oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang menyalahgunakan kewenangan terkait dengan masalah lingkungan ini. Selain itu dana-dana CSR dari perusahaan pun sering banyak tidak termanfaatkan untuk kepentingan warga kab.bandung, bahkan perusahaan-perusahaan besar yang berada diatas tanah kab.bandung justru tidak memberikan kebermanfaatan untuk waga setempat, padahal perusahaan tersebut sudah mengeksploitasi  SDA diwilkayah teritorial kab.bandung.

5. Pembangunan infrastruktur publik minim

Salah satu indeks kebahagiaan publik dapat dicapai ketika suasana sekitar sudah sangat mendukung akan aktifitasnya dan membuat aman untuk ditempati. Hal ini sangat kontras bila dibandingkan dengan kabupaten bandung, sedikitnya fasilitas publik yang memadai, disfungsi setiap alun-alun di kecamatan, serta sedikitnya ruang terbuka hijau (RTH) menjadikan warga kabupaten bandung sulit untuk mendapatkan kenyamanan dalam beraktifitas diruang publik. Oleh karena itu pemimpin selanjutnya harus lebih memperhatikan tentang ruang publik ini, tentang pembangunan taman-taman baru, revitalisasi alun-alun di setiap kecamatan serta pembangunan sarana publik lainnya.

6. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesadaran hukum dan hak asasi manusia

Penulis melihat banyak sekali oknum LSM atau wartawan  (ngakunya) yang tidak bertanggung jawab, untuk kemudian memanfaatkan kelemahan masyarakat yang kurang melek dan sadar akan hukum serta haknya sebagai warga negara, dan selanjutnya mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya untuk kepentingan pribadi/kelompoknya. Kurangnya pencerdasan dari pemerintah terkait masalah hukum dan HAM ini, menjadikan banyak masyarakat yang justru kehilangan haknya sebagai warga negara di mata hukum. Karena paradigma masyarakat yang takut dan enggan untuk berurusan dengan hukum dan lembaga hukum, maka masyarakat cenderung pragmatis untuk menyelesaikan masalahnya dengan cara apapun. Disinilah peran seorang bupati dibutuhkan, bagaimana caranya melakukan pencerdasan hukum untuk melindungi hak-hak warganya dimata hukum?

 

Sikap dan Keberpihakan

Pada akhirnya suka atau tidak, penulis harus menentukan sikap dan keberpihakan kepada siapa pilihan dilabuhkan, karena golput bukanlah solusi atas permasalahan. Sedari awal penulis memang menantikan gagasan dan terobosan dari calon-calon kandidat baru cabup-cawabup, apa yang akan ditawarkan untuk meneruskan pembangunan kab.bandung menuju arah lebih baik? Akan tetapi nampaknya itu merupakan sebuah ekspektasi yang terlalu tinggi. Kedua paslon baru KH sofyan-agus dan kang deki-dony mengklaim selama ini sering bluskan ke warga-warga di 31 kecamatan, mendengarkan aspirasi dan kritikan masyarakat terhadap pemerintahan yang sedang berkuasa. Lalu kemudian gerakan atau aksi apa yang dilakukan sebagai solusi dari permasalahan yang ada? apakah selama ini sudah memberikan kontribusi nyata? atau baru akan berkontribusi jika sudah terpilih saja? karena masyarakat rindu pemimpin yang kontributif-solutif bukan hanya jago kritik semata.

Kemudian bagaimana dengan kandidat incumbent? jika pilih kang DN berarti sama saja kabupaten bandung jalan ditempat, tidak ada perubahan? Justru inilah yang menarik dicermati. Kehadiran kang gun-gun dan PKS bisa jadi pembeda antara tim kang DN yang sekarang dengan yang terdahulu. Karena membangun kabupaten bandung tidak bisa selesai hanya oleh satu orang, tapi memerlukan sebuah tim impian yang bekerjasama untuk kepentingan dan kesejahteraan seluruh warganya. Harapan tinggi tersemat pada sosok Kang gun-gun sebagai sosok paling muda, semoga keberadaannya tidak hanya pelengkap seperti wabup sebelumnya tapi menghadirkan gagasan dan karya nyata untuk sebanyak-banyaknya kebermanfaatan warganya. Selama kepemimpinan kang DN sebagai bupati pada periode 2010-2015, Kabupaten Bandung memang meraih banyak penghargaan tidak hanya dari dalam negeri tapi juga ada beberapa penghargaan dari luar negeri salah satunya dari Organisasi Buruh Internasional, ILO (International Labour Organization) [sumber]. Selain itu pembangunan infrastruktur jalan,gedung kesenian, pusat iptek dan olahraga  merupakan capaian yang patut diapresiasi. Namun hal yang tentunya menjadi prestasi paling penting adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bandung menjadi yang tertinggi di Jawa Barat untuk level kabupaten [sumber]. IPM merupakan indikator penting untuk mengukur capaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi.

Disamping banyak keberhasilan yang diraih oleh kang DN sebagai bupati, namun sangat sangat banyak juga PR yang belum terlaksana sesuai RPJMD yang telah disusun. Diantaranya bisa ditemukan pada draft visi-misi paslon pada bagian isu strategis dan beberapa tambahan versi penulis di bagian problematika kabupaten bandung. Kemudian kekurangan lain adalah kurang aspiratifnya pemerintah terhadap masukan atau kritikan masyarakat, sehingga terkesan ada jarak yang sangat jauh antara pemimpin dan warganya. Penulis pun merasakan sangat sulit untuk bisa berkomunikasi dengan orang nomor satu di kabupaten ini, ditambah fungsi badan legislatif daerah yang belum maksimal membuat suara rakyat terputus ditengah jalan.

 

Penutup

Pada bagian penutup, penulis berharap dan berdo'a, siapapun nanti yang Allah SWT takdirkan untuk menjadi pemimpin di Kabupaten Bandung 2015-2020, semoga yang terpilih adalah pemimpin terbaik yang takut kepada Allah SWT dan mempunyai kapasitas serta kapabilitas yang tepat untuk kabupaten bandung yang lebih baik dalam semua hal. aamiin

Sekali lagi, tulisan ini sangat sangat jauh dari kesempurnaan, dan mungkin banyak terdapat kekeliruan baik dari sumber rujukan yang diambil ataupun opini subjektif penulis yang kurang sesuai. Karena pada dasarnya penulis tidak pandai bernarasi dalam menulis. Dan tulisan ini hanyalah segores buah pikiran dari seorang warga kabupaten bandung yang ingin daerahnya lebih baik dan lebih baik lagi.

H-2 Pemilukada Kabupaten Bandung, segera tentukan pilihanmu !

 

Di akhir tulisan ini, penulis ingin mengutip lirik lagu "Darah Juang" sebagai renungan sekaligus penutup tulisan

Disini negeri kami, tempat padi terhampar

samuderanya kaya raya, tanah kami subur Tuhan

Dinegeri permai ini, berjuta rakyat bersimbah luka

anak kurus tak sekolah, pemuda desa tak kerja

 

Mereka dirampas haknya, tergusur dan lapar

bunda relakan darah juang kami, untuk membebaskan rakyat

padamu kami berbakti, padamu kami mengabdi

 

Wassalamu'alaikum wr wb

Kabupaten [caption caption="Semua Pasangan Calon"][/caption]Bandung, 06 Desember 2015

 Muhammad Firdaus (Mufi)

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun