Mohon tunggu...
Muhammad Firdaus
Muhammad Firdaus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kami adalah mata pena yang tajam, yang siap menuliskan kebenaran, tanpa ragu ungkapkan keadilan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pilkada Kabupaten Bandung: Sebuah Opini !

6 Desember 2015   06:08 Diperbarui: 3 Juli 2024   16:36 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari paparan visi-misi semua paslon, secara narasi sangat bagus dengan gaya bahasa 'melangit', namun penilaian keberhasilan hanya bisa diukur pada saat setelah mereka menjabat. Apakah janji dan implementasi akan sesuai atau sebaliknya? karena biasanya idealita tidak selalu selaras dengan realita 

Terkait dengan masalah-masalah di Kabupaten Bandung, tentunya sangat banyak hingga sulit harus memulai dari yang mana, banyak juga yang sudah dirinci oleh masing paslon yang menjadi bagian dari visi-misi nya. Namun ada beberapa pula yang ingin penulis sampaikan hasil dari sedikit pemikiran yang berkecambuk dalam otak.

 

1. Birokrasi yang sakit

Semua elemen pemerintahan yang seharusnya menjadi pelayan masyarakat, tidak sedikit yang lupa akan fungsi dan justru malah menyelewengkan wewenangnya. Budaya suap-menyuap, gratifikasi dan korupsi menjadi hal yang lumrah dengan dalih demi kepentingan bersama yang mengatasnamakan rakyat/masyarakat. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi pemimpin kabupaten bandung dimasa yg akan datang. Apakah berani untuk revolusi birokrasi dengan segala resikonya?

2. Pendidikan belum berkualitas

Secara kuantitas memang sudah terjadi banyak perubahan dalam dunia pendidikan, untuk provinsi Jawa Barat dicanangkan sekolah gratis sampe tingkat SMA, pun begitu halnya di kab.bandung. Kuantitas pelajar dari mulai SD sd SMA semakin meningkat tiap tahunnya. Akan tetapi apakah hal tersebut berbanding lurus dengan kualitasnya ? Mengingat banyak lulusan SMA yang tidak melanjutkan ke jenjang kuliah, banyak faktor yang melatarbelakangi baik dari ketiadaan dana, ataupun hal lain. Tapi yang jauh daripada itu adalah ketiadaan motivasi dan kurangnya pemahan tentang urgensi pendidikan itu sendiri bagi masa depan mereka. Kita lihat di desa-desa terpencil, betapa tidak sedikit anak SD/SMP yang sudah ketagihan merokok, banyak kenakalan-kenakalan yang mereka lakukan namun sekolah seakan tidak berani untuk mengeluarkan, karena jika dikeluarkan maka sama artinya dana BOS pun akan berkurang. Kita juga masih bisa menjumpai betapa tidak sedikit guru honorer yang gajinya <300rb/bulan padahal kerja fullday tiap harinya, namun disisi lain semakin membludaknya guru honorer tidak diimbangi oleh seleksi yang ketat sehingga sangat mudah menjadi sorang guru dengan kapasitas seadanya.

3. Krisis generasi muda

Regenerasi adalah sebuah keharusan agar siklus tetap terjaga. Namun apa yang terjadi dengan pemuda kabupaten bandung hari ini? Tidak sedikit pemuda cerdas dan potensial sedari SMA dan kuliah sudah meninggalkan kabupaten bandung untuk mencari pendidikan yang lebih bagus, baik ke kota bandung ataupun diluar kota. Setelah mendapatkan gelar sarjana, pekerjaan dan kehidupan yang mapan, maka mereka sudah enggan balik ke kabupaten bandung dan membangun daerah/desanya sendiri, alasannya pun beragam karena sudah mendapakan comfort zone atau bisa jadi mereka bingung apa yang akan mereka lakukan? mereka belum punya wadah/tempat untuk berekspresi, mengimplementasikan ide dan karya. Disisi lain pemuda-pemuda yang putus sekolah diusia muda dan produktif baik mulai dari SD sd SMA/kuliah, tidak sedikit yang salah dalam bergaul untuk aktualisasi diri. Hingga kita bisa melihat banyak diantaranya hanya bergerumul melakukan hal-hal premanisme yang tidak bermanfaat untuk masa depan mereka. Bahkan menurut beberapa teman penulis yang concern akan hal ini, jumlah preman,geng motor, anak punk, anak jalanan, secara kuantitas cukup besar dan tersebar hampir diseluruh kecamatan di Kab.bandung. Jadi apa solusi untuk permasalahan generasi muda ini? bagaimana cara menghimpun pemuda cerdas untuk bisa balik bangun desa dan menghimpun pemuda putus sekolah untuk menjadi lebih produktif dan positif?

4. Tata Kelola Lingkungan amburadul

Banjir, menjadi kata yang lekat dengan dayeuhkolot, baleendah dan kabupaten bandung. Menjadi masalah yang sangat akut dari tahun ke tahun, karena banjir lapan sungai citarum tidak kunjung tersolusikan. Bahkan citarum, sungai terbesar di kab.bandung  dinobatkan sebagai sungai terkotor didunia [sumber]. Selain banjir, sanitasi, masalah pencemaran lingkungan, alih fungsi lahan dll, selalu menjadi titik lemah untuk sasaran tembak bagi calon incumbent dari calon-calon baru saat pemilukada. Banyak celotehan dari orang-orang, siapa yg bisa mengatasi banjir citarum, dia layak jd bupati bandung. Terkait dengan pencemaran lingkungan, selain dari kotoran manusia banyak juga yang berasal dari limbah industri pabrik-pabrik tidak bertanggung jawab. Kemudian untuk masalah alih fungsi lahan, banyak diantara hutan beralih fungsi jadi kebun/perumahan, banyak gunung/bukit milik pribadi dikeruk tanahnya sebagai bahan tambang tanpa mempedulikan keseimbangan lingkungan dan efek yang akan ditimbulkan. Oleh karenanya dibutuhkan sikap dan ketegasan pemerintah untuk membuat aturan yang pro terhadap lingkungan dan memberi efek jera kepada oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang menyalahgunakan kewenangan terkait dengan masalah lingkungan ini. Selain itu dana-dana CSR dari perusahaan pun sering banyak tidak termanfaatkan untuk kepentingan warga kab.bandung, bahkan perusahaan-perusahaan besar yang berada diatas tanah kab.bandung justru tidak memberikan kebermanfaatan untuk waga setempat, padahal perusahaan tersebut sudah mengeksploitasi  SDA diwilkayah teritorial kab.bandung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun