****
“Kamu pasti yang mencuri kuda putih itu, hayo ngakuuuuu !!!! “ pengawal istana memegang kedua pergelangan tangan Yono dan menguncinya di belakang punggung pria itu.
“Saya bukan pencuri, sumpaaah, “ Yono meronta, berusaha melepaskan dirinya dari pegangan dua pengawal istana.
“Kamu memangnya tidak tahu kalau itu kuda kesayangan tuan putri ? Kamu jual di mana kuda putih itu ?” teriak seorang pengawal lain yang berbadan lebih gemuk.
Yono terus meronta berusaha membebaskan dirinya, tapi kegagahannya tak berarti apa-apa dibandingkan dengan kekuatan kedua pengawal istana itu. Pecuma saja dia mengerahkan tenaganya untuk membebaskan dirinya.
“Ayo kita bawa dia ke hadapan paduka raja dan ratu, “ pengawal yang bertubuh tinggi dan tegap tersebut langsung menarik tubuh Yono ke pendopo istana dengan paksa.
Percuma saja Yono berusaha keras untuk mengingkari bahwa dirinya bukan pencuri kuda putih milik putri raja karena bukti-bukti memang mengarah padanya. Yono adalah pegawai yang bertugas memandikan kuda-kuda peliharaan istana. Dan saat terakhir sebelum kuda putih itu hilang, Yono mengatakan pada temannya bahwa dia sangat menyukai kuda tersebut dan ingin sekali memilki jenis kuda seperti itu.
“Jadi kamu orang yang mencuri kuda anakku?”tanya sang raja yang duduk di singgasananya.
“Sungguh bukan saya, Paduka, “ Yono yang duduk bersimpuh di hadapan Raja menundukkan kepalanya. Dia sangat mengharapkan pengampunan dan kebaikan dari junjungannya tersebut.
“Kamu tahu hukumannya seorang pencuri?” paduka raja berdiri dari kursi singgasananya. Seorang pengawal menyerahkan sebuah nampan berisi dua buah keris.
“Kowe milih keris sing endi? “ Raja memberi isyarat pada sang pengawal untuk menunjukkan kedua keris tersebut kepada Yono.