Mohon tunggu...
Fariq Tasaufy
Fariq Tasaufy Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

when the world turns against my will....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Wanita dan Sebuah Dompet

22 Maret 2012   17:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:36 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bus pun berhenti tepat di depan sebuah Mall besar. Ia pun berdiri, nampak tergesa-gesa dan bergegas menuju pintu. Ku pun terus memandangnya dari belakang. Rambutnya yang panjang, hitam, dan lurus terurai, mengingatkanku akan ratu kecantikan Indonesia. Iapun menatapku sesekali sebelum turun dari Bus. Aku pun hanya pura-pura malu, acuh tak acuh membalas tatapan matanya. Wanita itu berlalu, dari atas bus aku masih bisa melihatnya, dari jendela Bus yang sedikit kusam dan berdebu. Kulihat parasnya yang cantik, berpendar melalui sela-sela goresan yang terdapat pada kaca. Dalam hati aku menyesal tak sempat menanyakan nama dan alamat lengkap rumahnya yang berada di Lamongan. Juga jengkel dengan penyakit gagap yang tiba-tiba muncul. Siapa tahu aku sewaktu-waktu bisa mampir ke rumahnya waktu aku kembali ke Tuban. Tapi, apakah keluarganya mau menerima orang sepertiku. Apa iya mereka ataupun dia mau seorang miskin sepertiku? Ah, bodohnya aku, terlalu berkhayal.

Jam yang berada di Bus sudah menunjukkan pukul sepuluh. Terik matahari yang masuk melalui jendela mulai terasa menyengat. Laju Bus semakin melambat. Padatnya kendaraan yang hilir mudik di bundaran tersebut mungkin mengakibatkan tersendatnya arus lalu lintas di bundaran Waru. Padahal tinggal sebentar kagi sampai di Terminal Bungurasih. Akupun mencoba mengecek beberapa barang bawaanku, yang kutaruh di sebuah tas ransel peninggalan ayahku sebelum ia meninggal dunia. Semua barang lengkap, tidak ada yang hilang. Tak lupa aku menggerayangi saku celana untuk memastikan isi dompet dan juga berapa uang yang tersisa untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya.

"Tidak, dompetku dimana?" Bingung.

Kaget akan dompetku yang raib. Akupun mengingat-ingat kapan dan dimana terakhir kali aku menaruhnya. Setelah berfikir tenang aku sadar bagwa memang sejak awal aku menaruh dompet tersebut di saku celana samping. Tepat ketika Bus baru meninggalkan Terminal Osowilangun. Padahal tidak ada orang lain yang duduk di sebelahku selain wanita itu. aku cari di bawah kursi juga tidak ada. Sejak tadi juga aku duduk sendiri setelah wanita itu turun di Royal Plaza. Aku pun duduk di kiri badan kursi dan sebelah kiriku hanya ada kaca jendela, pun, aku juga selalu terjaga sejak tadi. Apakah copet? Ah... tidak mungkin! pasti gerak geriknya kelihatan! dan pastinya aku sudah tahu sebelum dia mampu meraih saku celanaku. Apakah wanita itu? tidak mungkin! Dia cantik dan rapi. Tidak mungkin ia seorang copet.

Bus mulai memasuki pintu utama Terminal Bungurasih. Berjalan lambat bersama nelangsaku yang tak tertahan. Dompet itu adalah hadiah dari kekasihku. Ia memberikannya saat ulang tahunku. Uang yang ada di dalamnya susah payah didapatkan Ibu dari meminjam ke majikannya. Kulangkahkan kaki dengan gontai keluar dari pintu ketika Bus telah berhenti di peron. Semua tawaran tukang taksi dan ojek tak kuacuhkan. Aku tertunduk lesu di sudut trotoar di samping WC umum yang tak jauh dari peron.

***

Dia berjalan menyusuri kawasan PKL di samping Royal Plaza. Ia berjalan girang dengan dompet hitam elegan dengan balutan warna coklat di setiap sudutnya yang berada di tangannya. Iya mengambil semua isi dompet, dan membuang dompet tersebut ke tempat sampah. Sesekali iya clingukan, nampak khawatir kalau ada seseorang yang melihat perbuatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun