"Oh..." Ia tersenyum kembali padaku. Kendektur pun berlalu.
"Mbak dari mana dan mau kemana?"
"Saya dari Lamongan mau ke Surabaya mas."
"Surabaya itu kan besar mbak..." Candaku.
"Oh, hehehe, mau ke ketintang mas."
"Ngapain mbak?" Tanyaku.
"Saya kuliah mas, baru semester awal. Mas sendiri dari mana dan mau kemana?"
Aku terdiam, suaranya begitu lembut. Jantungku berdebar kencang, entah perasaan apa yang menyelimutiku. Waktu terasa berhenti berputar, roda-roda jua terasa tak melaju. Mulutku tak mampu berucap, mendadak gagap.
"Saya dari Tuban mbak, hendak ke Bungurasih."
Ia hanya membalas dengan senyumnya yang manis. Mungkin ada berkahnya juga Pemkot Surabaya memindahkan Bus jalur pantura tujuan Surabaya, yang mewajibkan semua armada berhenti di Terminal Osowilangun, dan selanjutnya bagi penumpang yang ingin melanjutkan perjalanan ke Terminal Bungurasih harus naik Bus Kota ataupun angkot. Sehingga aku bisa bertemu dengan wanita secantik ini.
Separuh perjalanan sudah berlalu. Kami saling diam, entah aku atau ia yang malu untuk mencairkan suasana.