PSM itu, banyak yang meragukan karena tidak ada pemain asing. Pelatihnya pun lokal. Tetapi, di dalam satu tim yang paling dibutuhkan adalah harmonisasi.
"Artinya, berat sama dipikul, ringan sama dijinjing," SU berkata sambil menyontek  pepatah.
Artinya, kebersamaan di dalam satu tim yang sangat penting. Meskipun di dalam satu tim ada seorang pemain yang "skill"-nya bagus, tetapi kalau main individu dan dia yang diharapkan, sulit. PSM dalam hal kebersamaannya sangat bagus.
"Khususnya berkaitan dengan pemanfaatan pemain lokal, ternyata PSM dapat dijadikan contoh?," nyeletuk saya lagi.
Ada satu yang spesifik di PSM. Tim "Juku Eja" ini memiliki kekuatan dari segi budaya dan karakter Sulawesi Selatan. Dia punya harga diri dan  kebanggaan.  PSM tidak mau terkena hukum sosial karena dia bagian daripada ikon Sulawesi Selatan. Kelemahan para pemain kita (PSM), dalam hal mengontrol diri,  Â
 SU berharap dalam kondisi seperti ini (PSM tampil dengan pemain lokal di Piala Menpora) merupakan kesempatan bagi para pemain lokal menunjukkan jati dirinya bahwa ternyata "saya juga bisa". Jangan nanti, selalu menjadi pemain cadangan. Harus mulai tampil bahwa kau (pemain-pemain lokal) mampu. Buktinya, PSM dalam turnamen ini  sudah bisa mengalahkan Persija Jakarta yang bertaburan pemain asing dan pemain bintang.
Jadi, tidak semua, ingat kelemahan-kelemahan kita itu, jangan terlalu cepat puas. Ancaman-ancaman seperti itu sangat mengganggu para pemain.
"Analisis terhadap tiga pertandingan PSM yang lalu, kira-kira di bagian mana yang perlu dipoles?".
Menurut SU, karakter semua tim berbeda-beda. Ada yang kuat di lapangan tengah, dan ada yang kuat di penyerang. Tetapi SU melihat PSM dari tiga pertandingan yang dilakoninya (satu kali menang dan 2 kali seri), menunjukkan bahwa setiap pertandingan jika dilihat dari sisi produktivitas selalu menghasilkan gol (mencetak bola). Tetapi dari segi pertahanan, PSM selalu kebobolan.
 Nah, ini harus diantisipasi bahwa setiap kita menyerang harus juga ingat bahwa ada juga pertahanan. Biasanya, dalam hal ketika menyerang sering melupakan pertahanan. Kemudian dalam hal bertahan dan melakukan "counter attack" menyerang, kita harus manfaatkan kalau diserang dan lengah, harus melakukan serangan balik yang efektif. Bagaimana mencetak bola.
Dari segi kemampuan, PSM menurut kacamata SU, sangat bagus di pinggir (sayap). Lapangan tengahnya karena tidak ada "dirigen"-nya yang lebih bagus, tidak ada yang mengatur aransemennya, tetapi kecepatan pemain sangat bagus. Â Di bek kanan ada Zulkifli Syukur, dengan kanan luar yang begitu cepat. Di sebelah kiri juga begitu.