Kau bisa memelihara tubuh mereka, tetapi bukan jiwa mereka.
Sebab, jiwa mereka tinggal di rumah masa depan, yang takkan bisa kau datangi, bahkan dalam mimpimu…..
Kau boleh berusaha menjadi seperti mereka,
tetapi jangan menjadikan mereka seperti kamu.
Sebab, kehidupan tidak bergerak mundur dan tidak tinggal bersama hari kemarin”.
Sahabat Guru,
Jelaslah bahwa Tugas kita memberi terang pikiran dan hati anak-anak negeri, tidak harus berhenti, tidak harus terucap kata “lelah”.
Minadzdzulumati ilan Nur, dari gelap menuju cahaya. Teruslah berjuang, bekerja, menuntun dan membimbing dengan penuh cinta dalam mencerdaskan anak-anak bangsa, Seperti Matahari yang tidak pernah berhenti menerbitkan cahaya dan menebarkannya ke kehidupan di bumi, hingga kelak kita akan melihat cahaya yang lebih terang dan indah, bahwa mereka anak-anak didik kita menjadi penerus dalam melestarikan dan memajukan peradaban serta benar-benar menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi negeri tercinta ini.
Sahabat Guru,
Di lingkungan masyarakat kita juga mesti mengabdikan diri untuk berkontribusi membantu menyelaraskan tatanan kebermasyarakatan yang beradab, ikut memajukan daerah-daerah perkampungan dan pedesaan menuju daerah yang warganya menjadi dewasa dalam berpikir dan terdidik, melek akan wawasan nilai-nilai Pancasila dan berprilaku nasionalis.
Kita dipastikan akan bisa menjadi pemimpin atau seorang tokoh di masyarakat, ketika kita memposisikan diri menjadi orang yang moderat, menjadi sosok yang berpikir logis, tidak stereotip dalam melihat, mengkaji, menilai sesuatu dan memecahkan masalah, serta menjadi penyeimbang dalam setiap situasi yang terjadi di masyarakat. Sehingga sampai kapan pun sebuah nama sosok seorang “guru” akan tetap terhormat dan dibutuhkan.