Mari kita tuntun anak-anak didik kita dalam penggunaan dan pemanfaatan teknologi tersebut, hingga mereka tetap eksis sebagai manusia yang unggul di zamannya, tetap mulia dan bahagia di masa depannya.
Ditambah lagi tantangan kita hari ini dan ke depan akan sangat berat, manakala kita tidak mempersiapkan diri dengan kondisi yang ada yakni mesti selalu beradaptasi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, produk undang-undang yang yang telah dihadirkan oleh negara.
Para orang tua siswa, masyarakat dan juga lembaga-lembaga NGO. Kita mesti menyadari hal ini, kita tidak boleh lengah. Mereka saudara yang di luar sana, akan selalu menilai kita, artinya kita sebagai sosok guru, seorang pendidik perlu melakukan treatment, merawat baik-baik sikap kita, selain terus selalu meningkatkan profesionalitas kita sebagai guru, kita juga perlu merawat hati kita dengan apik, membersihkan limbah-limbah hati; iri hati, rasa cemburu, kedengkian, kebencian, berprasangka buruk, fitnah, membuka-buka aib, tuduhan instan, menggunjing sesuatu yang dianggap tabu secara subjektif, yang padahal misalkan sesuatu itu dilindungi oleh Allah SWT. Pamer kemewahan, pamer harta, bahkan perilaku-perilaku hedonistik.
Mari kita hindari itu bersihkan hati dan jiwa kita, sehingga marwah dunia pendidikan tetap terjaga.
Sahabat guru,
Hari ini dan ke depan, di kita tdak harus terdengar lagi, guru memjewer kuping murid, menempeleng wajah murid karena alasan murid nakal, menjemur siswa di lapangan karena bolos sekolah, menginjak kaki siswa karena tidak pake sepatu.
Memelototi dan menggertak siswa karena tidak memperhatikan penjelasan guru. Mari kita tinggalkan sikap-sikap inscuere (rasa tidak nyaman pada anak) , kekerasan dan Perundungan serta gaya mengajar seperti itu.
Didiklah anak-anak kita dengan cinta dan kelembutan hati, niscaya akan terbangun chemistry-rasa terpaut anatara kita dan anak-anak didik kita.
Manakala sudah adanya chemistry pada anak-anak didik dalam diri kita, kita akan merasa kasihan dan bersalah ketika menelantarkan mereka saat di dalam kelas, dan tidak mungkin lagi kita mengajar asal-asalan. Tataplah lebh dalam sorot mata mereka, masuklah ke alam pikiran-pikiran dan jiwa mereka, sampai kita menemukan cahaya harapan dan keyakinan bahwa mereka kelak harus menjadi orang-orang hebat, orang-orang yang berguna menjaga dan memajukan negeri ini.
Sangat penting juga untuk ditanamkan dalam diri kita, Ketika dimana pun, kita merasa kangen pada anak-anak didik kita, rindu akan sekolah tempat anak-anak belajar dan selalu ada perasan dan pikiran ingin segera datang ke sekolah tempat kita bekerja, di situlah eksistensi kita sudah naik pada level integritas yang tinggi yakni rasa “ tanggung jawab”.
Sahabat guru,