Mohon tunggu...
Ashwin Pulungan
Ashwin Pulungan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Semoga negara Indonesia tetap dalam format NKRI menjadi negara makmur, adil dan rakyatnya sejahtera selaras dengan misi dan visi UUD 1945. Pendidikan dasar sampai tinggi yang berkualitas bagi semua warga negara menjadi tanggungan negara. Tidak ada dikhotomi antara anak miskin dan anak orang kaya semua warga negara Indonesia berkesempatan yang sama untuk berbakti kepada Bangsa dan Negara. Janganlah dijadikan alasan atas ketidakmampuan memberantas korupsi sektor pendidikan dikorbankan menjadi tak terjangkau oleh mayoritas rakyat, kedepan perlu se-banyak2nya tenaga ahli setingkat sarjana dan para sarjana ini bisa dan mampu mendapat peluang sebesarnya untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang produktif dan bisa eksport. Email : ashwinplgnbd@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Salah Urus Perunggasan Nasional, Permasalahan yang Sama Berulang

20 Januari 2020   00:56 Diperbarui: 20 Januari 2020   17:37 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan data dari Ditjen PKH potensi kebutuhan karkas daging ayam ras broiler tahun 2019 (Januari-Desember) sebesar 3.251.745 ton atau rata-rata 270.979 ton/bulan, sedangkan potensi produksi daging ayam ras tahun 2019 (Januari - Desember) sebesar 3.829.663 ton atau rata-rata 319.139 ton/bulan.

Dari data tersebut terdapat potensi surplus sebanyak 577.918 ton atau 17.77 % selama periode 2019. Namun demikian, dari data potensi di atas realisasi sesungguhnya sampai saat ini (Agustus 2019) sebesar 2.334.042 ton atau per bulan 291.755 ton.

Artinya terdapat surplus sampai saat ini sebesar 7.29% dari kebutuhan nasional. Dari surplus sebanyak 7.29 %, sebenarnya sangat ideal untuk buffer stock (cadangan pangan) khususnya daging unggas secara nasional. (sumber Agrina)

Adanya harga LB yang murah di farm gate, justru sangat menguntungkan masyarakat konsumen serta bisa menangkal upaya importasi daging impor dari Brazil jika diikuti secara selaras dengan turunnya harga karkas ditingkat konsumen produk unggas.

Nyatanya di Indonesia yang terjadi adalah harga di farm gate rendah tetapi harga karkas bersih di pedagang pasar tradisional masih berada pada Rp.32.000,-/kg.

Sudah saatnya Pemerintah memikirkan dan membuat blue print bagaimana merendahkan Harga Pokok Produksi (HPP) ditingkat paternak rakyat sehingga minimal bisa setara dengan HPP para perusahaan terintegrasi di dalam negeri. Hal ini penting mengingat persaingan ditingkat internasional semakin tajam dan berefisiensi tinggi. 

Selanjutnya yang terpenting adalah Pemerintah sudah bisa segera menetapkan sebuah perencanaan segmentasi pasar di dalam sebuah ketentuan atau UU, tentang untuk siapa pasar dalam negeri dan untuk siapa pasar ekspor.

Sepanjang pasarnya semua pelaku usaha unggas bermuara di pasar tradional maka walau pun peternak rakyat dan korporasi integrator HPP-nya sama atau lebih rendah maka tetap akan mati.

Karena kantong  saku  para perusahaan Integrator berkali-kali isi kantong peternak/koperasi, sekali jatuhi pada harga LB Rp. 10.000 atau Rp. 12.000,-, Integrator masih bisa bertahan dan ini perlu perhatian pemerintah.

Strategi perjagungan nasional juga perlu difikirkan segera, karena komoditi ini memegang peranan sangat strategis dalam persaingan produksi daging dan telus unggas global. 

Mengingat posisi jagung yang sangat dominan dalam perpakanan unggas dan harga HPP unggas yaitu 50% didalam komposisi pakan ternak unggas dan pakan memegang 70% HPP perunggasan nasional. 

Bisakah Indonesia yang wilayahnya subur menjadi negara mandiri dalam bidang jagung? Serta harga jagung paling kompetitif? Mari mengambil hikmah dari pertanian jagung Brazilia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun