***
Bik Kulsum yang melihat Putra memiliki pilihannya sendiri dan mantab, akhirnya ia memutuskan untuk menikahkan anaknya.
Pernikahan berlangsung, meriah, semua saudara berkumpul, ya... Kecuali yang pernah ingin menjodohkan anaknya  dengan Putra. Ia tak hadir, hanya suaminya saja.
Hal itu, tak mengurangi kemeriahan dan kehidmatan. Yang jelas Bik Kulsum bahagia, begitu juga Putra.
Apa boleh kata, dua bulan pernikahan anaknya, Bik Kulsum jatuh sakit, dan sayangnya tidak ada yang tahu, bahkan Suaminya tak mengetahuinya.
Selepas dari sungai, Bik Kulsum terkulai lemas di Kamarnya, ia tertidur pulas, dan itulah, ia tak kelihatan sakit. Padahal sebelum ia tertidur, ia pingsan, entah kekurangan darah atau apa. Yang jelas tiba-tiba.
Sampai akhirnya, ia pergi ke klinik, dan memeriksakan kesehatannya. Semua normal, tidak ada yang sakit. Namun aneh, kenapa ia pingsan? Gumamnya saat pulang.
Tapi tak menjadi pikirannya, setelah itu ia kembali ke aktivitasnya. Ia tertawa lagi, lagi dan lagi, ia menghibur siapapun yang bertemu dan bertegur sapa dengannya.
Sampai suatu ketika, ibu yang anaknya dulu akan dijodohkan dengan Putra datang ke rumah bik Kulsum. Ia meminta maaf, dan entah, setelah itu terdengar tawa dari ruang tamu.
***
Sebulan setelah itu, Bik Kulsum memanggil Putra, lama ia tak pulang, ia menelponnya. Desi tak ikut pulang dengan alasan yang entah.