Bik Kulsum terdiam sejenak, lalu bertanya kepada Putra, "Dia perempuan kan Le...? " Sambil tertawa dan mengelus pundak Putra.
Semua tertawa. Ia setuju atau tidak atas pernikahan itu, yang jelas ia tertawa.
Dari sinilah, masalah itu muncul.
***
Putra adalah anak lelakinya, satu-satunya. Bahkan ia disekolahkan sampai ke perguruan tinggi.
Kehidupannya berubah sejak ia bekerja di salah satu kantor jasa desain. Di sana ia mengenal perempuannya. Desi. Ia adalah salah satu admin kantor tersebut.
Bagi Putra, dia adalah sosok wanita yang anggun, ceria dan mandiri. Ia mencoba mengenalnya lebih jauh, lalu mengajaknya menikah.
Di satu sisi, bik Kulsum kenal dengan salah satu koleganya, dan dulu, dulu sekali, pernah ada obrolan tentang perjodohan anaknya.
Bik Kulsum tidak menanggapinya. Namun karena ia adalah orang yang gampang sekali senang dan pandai menyembunyikan kegusarannya. Ia tampak seperti mengiyakan, padahal ia sudah mengatakan, "ya nek anakku gelem, langsung rabi sak iki gak masalah"
Sejak itu, Putra yang sudah tahu bahwa ada yang meliriknya, bahkan masih terbilang saudara, ia putuskan untuk ke kota. Bertahun-tahun ia kost di sana. Dua kali seminggu ia pulang menemui ibunya.
Terakhir, ya dengan Desi itu.