Mohon tunggu...
Y ANISTYOWATIE
Y ANISTYOWATIE Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Berusaha menemukan solusi permasalahan bangsa, blog saya: www.anisjasmerah.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Merespon “Sosialisasi Tax Amnesty” di ILC TvOne

11 September 2016   13:26 Diperbarui: 11 September 2016   15:51 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagaimana kita menilai sesuatu itu adil ? Keadilan di negara ini diperuntukkan untuk siapa ? Untuk para pejabat, untuk para pengusaha, untuk para wajib pajak atau untuk seluruh rakyat Indonesia ? Kalau berbicara tentang kebijakan negara, seharusnya keadilan itu tentu untuk seluruh rakyat Indonesia bukan hanya berlaku untuk sekelompok golongan tertentu saja.

Sekarang TA 2016 itu, adilkah bagi seluruh rakyat Indonesia ? Tidak, karena TA ini bisa menguntungkan mereka yang mencari kekayaan secara tidak benar (jahat) untuk bisa tetap kaya, sementara yang mencari uang secara benar justru sulit untuk bisa kaya. TA ini, juga hanya menguntungkan mereka yang menunggak pajak dan yang belum membayar pajak. Sementara yang sudah membayar pajak secara benar justru tidak dapat apa-apa. Lalu adilnya di mana ?

Kemudian dikatakan pula, bahwa ikut  TA ini bukan aib. Kalau bukan aib, kenapa mesti dirahasiakan ? Bukankah kalau kita bisa menjadi orang yang sukses dengan cara yang benar itu justru bangga ?

Misbakun

Pak Misbakun mengatakan  orang yang  “mempermasalahkan” TA dicurigai tidak pernah membaca UU-nya. Padahal tujuan  TA itu, sbb:

  • Mempercepat pertumbuhan dan retstrukturisasi ekonomi dengan pengalihan harta kekayaan WNI yang di luar negeri
  • Mendorong reformasi pajak dan basis pajak
  • Meningkatkan penerimaan pajak

Masih menurut Pak Misbakun, TA ini hanya terkait dengan pajak saja. Tidak dikaitkan dengan yang lain. Ini juga merupakan solusi untuk meningkatkan stagnasi pertumbuhan wajib pajak, disela-sela naiknya target pajak.

Bagi orang yang tidak cermat, apa yang disampaikan ini seolah-olah seperti sesuatu yang hebat ! Karena ini dianggap sebagai upaya menyelamatkan negara. Benarkah demikian ?

Kalau kita hanya melihat tujuannya saja, semua pasti sepakat. Betul itu, apalagi kalau ditekankan bahwa kita akan mengalihkan kekayaan orang Indonesia yang di luar negeri untuk ditarik kembali ke tanah air. Belum lagi kalau dibumbui ini akan membuat negara tetangga yang selama ini merendahkan negara kita akan menjadi kalang kabut, dll. Pasti kita akan bertepuk tangan dan akan banyak yang akan mendukung.

Yang menjadi  permasalahan, yaitu bagaimana caranya untuk bisa mewujudkan tujuan tersebut ? Caranya tepat atau tidak ? Cara yang disodorkan pemerintah dan DPR yaitu  dengan pengampunan pajak. Dimana hal tersebut sebenarnya sudah pernah dilakukan pada tahun 1964 dan 1984. Namun cara tersebut  dinilai gagal, karena waktu itu memang benar-benar murni pengampunan pajak.

Sementara untuk  TA 2016 diberikan tambahan iming-iming tidak dipermasalahkan asal-usul hartanya. Dan, di sinilah justru poin pentingnya. Dampaknya, ini akan memberi celah  penyusupan bagi orang yang hartanya memang diperoleh dari tindak kejahatan: korupsi, narkoba, perdagangan manusia, dll. Relakah kita  membiarkan orang-orang tersebut tetap atau semakin kaya dengan hasil tindak kejahatannya ? Bolehkan jajaran pajak mengabaikan asal-usul harta peserta TA, sementara kalau mau setor uang di bank di atas 100 juta saja harus disebutkan asal uangnya darimana ? Apalagi kalau kita sadar bahwa  harta  para “penyusup”yang diikutkan TA itu, sesungguhnya adalah hartanya rakyat Indonesia.  Oleh karena itu, maaf, kebijakan ini  bodoh, aneh, lucu, atau memiliki agenda tersembunyi ?

Jadi, kalau Pak Misbakun mengatakan bahwa  orang-orang yang menolak UU Tax Amnesty ini adalah mereka  yang belum membaca UU Tax Amnesty, maka bisa dikatakan bahwa itu hanya tuduhan asal ngomong saja. Sebaliknya bisa ditanyakan  kepadanya: “Apakah ketika  menyetujui UU Tax Amnesty ini , telah membaca dengan teliti  apa yang akan setujuinya  itu ? Atau Cuma  dilihat judulnya saja ?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun