Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

7 Fakta Ilmiah Tentang Judi yang Tak Banyak Diketahui

1 Juli 2024   11:39 Diperbarui: 3 Juli 2024   12:44 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Judi menyimpan banyak kerugian bagi manusia tapi kenapa masih banyak yang tergiur? (Sumber gambar: Microsoft Design)

Lalu 10% penjudi patologis mengalami kekerasan fisik pada masa kecil, dibandingkan dengan kurang dari 4% pada penjudi non-bermasalah. Penjudi bermasalah juga melaporkan tingkat trauma masa kecil yang lebih tinggi. Tak cuma itu, sebagai orang dewasa, penjudi patologis lebih sering mengalami masalah keuangan serius (35%), dihukum karena tindak pidana (29%), dan mengalami perceraian (20%).

Pola ini tetap konsisten bahkan setelah memperhitungkan faktor risiko lain seperti penyalahgunaan zat dan tunawisma. Maka dari itu, bisa dikatakan bahwa semakin serius masalah perjudian, semakin tinggi persentase trauma masa kecil atau stres kehidupan yang dilaporkan dalam sebuah masyarakat.

Peneliti menyarankan agar layanan pengobatan perjudian melakukan skrining rutin untuk peristiwa traumatis dalam hidup atau penyalahgunaan zat guna menyesuaikan pengobatan dengan lebih baik. Temuan ini menunjukkan bahwa perjudian bermasalah mungkin merupakan gejala dari masalah sosial, perilaku, dan psikologis lainnya.

Fakta Ilmiah 7: Bisa Ditangani dengan Obat-obatan untuk Atasi Adiksi Narkoba

Penelitian tahun 2009 yang bersumber dari American College of Neuropsychopharmacology dan dilaksanakan oleh Dr. Jon Grant dan timnya di Universitas Minnesota menunjukkan bahwa perjudian patologis mungkin dapat diobati dengan obat-obatan untuk kecanduan zat terlarang (narkoba). Studi ini melibatkan pria dan wanita dengan diagnosis utama perjudian patologis dalam tiga studi pengobatan berbeda.

Peneliti mengidentifikasi dua subtipe utama penjudi patologis yakni penjudi dengan dorongan kuat dan penjudi yang sulit mengontrol perilakunya. Para penjudi yang didorong oleh keinginan kuat merespons baik terhadap obat yang memblokir sistem opioid otak (seperti naltrexone) atau reseptor glutamat tertentu (seperti memantine). Mereka dengan riwayat keluarga kecanduan merespons lebih baik terhadap pemblokir opioid.

Sementara itu, para penjudi yang sulit mengendalikan perilaku merespons baik terhadap obat yang bekerja pada enzim catechol-O-methyl-transferase (COMT). Penurunan fungsi COMT dapat meningkatkan kemampuan menghambat keinginan berjudi. (*/)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun