Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

7 Fakta Ilmiah Tentang Judi yang Tak Banyak Diketahui

1 Juli 2024   11:39 Diperbarui: 3 Juli 2024   12:44 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Judi menyimpan banyak kerugian bagi manusia tapi kenapa masih banyak yang tergiur? (Sumber gambar: Microsoft Design)

Sebuah studi tahun 2021 yang dipimpin oleh Universitas Bristol mengungkapkan bahwa perjudian online meningkat pesat selama masa lockdown akibat pandemi COVID-19. Penelitian ini, yang diterbitkan dalam Journal of Gambling Studies, menunjukkan bahwa penjudi laki-laki regular cenderung lebih sering berjudi online selama lockdown.

Meskipun frekuensi perjudian secara keseluruhan menurun, penggunaan perjudian online seperti poker, bingo, dan permainan kasino meningkat enam kali lipat di kalangan penjudi regular. Penjudi sesekali juga dua kali lebih mungkin untuk berjudi online dibandingkan sebelumnya.

Temuan menarik lainnya ialah kaum Adam tiga kali lebih mungkin sering berjudi dibanding perempuan, terdapat hubungan kuat antara minum alkohol berlebihan dan perjudian regular, dan kelompok rentan dan yang mengalami kesulitan finansial lebih cenderung berjudi selama lockdown.

Peneliti menekankan perlunya pendekatan kesehatan masyarakat untuk meminimalkan bahaya perjudian. Mereka juga menyoroti peningkatan popularitas taruhan e-sports dan kekhawatiran tentang paparan iklan perjudian pada anak-anak melalui media sosial.

Fakta Ilmiah 5: Berkaitan Erat dengan Gangguan Kepribadian

Penelitian yang bersumber dari Springer Science+Business Media tahun 2014 menunjukkan bahwa perjudian yang bermasalah sering berkaitan dengan gangguan kepribadian. Sekitar 2,3% populasi global mengalami masalah perjudian, yang menyebabkan berbagai kesulitan pribadi dan sosial.

Tinjauan penelitian oleh Brown dkk. menemukan bahwa penjudi bermasalah memiliki karakteristik serupa dengan orang yang menderita gangguan kepribadian antisosial, borderline, histrionik, dan narsisistik. Gangguan Kepribadian Borderline (BPD) lebih sering ditemukan pada penjudi bermasalah.

Faktor biologis dan sosial yang sama berperan dalam menyebabkan perjudian bermasalah dan gangguan kepribadian, termasuk hubungan orangtua yang buruk, pelecehan, kesulitan mengendalikan emosi, penyalahgunaan zat, depresi, dan gangguan kecemasan.

Brown menyarankan skrining rutin untuk gangguan kepribadian sebagai bagian dari opsi pengobatan penjudi bermasalah. Ini dapat membantu klinisi menyesuaikan ekspektasi pengobatan dan mendorong kepatuhan terhadap perawatan.

Terapi Perilaku Dialektik, yang berhasil mengobati BPD, mungkin juga bermanfaat untuk subkelompok penjudi bermasalah. Terapi ini mengajarkan keterampilan inti seperti kesadaran, toleransi terhadap tekanan, regulasi emosi, dan efektivitas interpersonal.

Fakta Ilmiah 6: Berkaitan dengan Trauma Masa Kecil dan Stres dalam Masyarakat

Studi oleh University of Lincoln tahun 2017 mengungkapkan hubungan antara perjudian bermasalah dan trauma masa kecil serta peristiwa stres pada orang dewasa. Penelitian ini melibatkan survei terhadap lebih dari 3.000 pria.

Temuan utama studi ini ialah 26% penjudi patologis (yakni penjudi yang tak bisa mengendalikan diri meski kena risiko sanksi sosial dan beragam masalah pada dirinya)  menyaksikan kekerasan dalam rumah semasa kecil, dibandingkan dengan 8% pada penjudi non-bermasalah (penjudi yang masih bisa mengendalikan diri).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun