Mohon tunggu...
Hanif Sofyan
Hanif Sofyan Mohon Tunggu... Full Time Blogger - pegiat literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Buku De Atjehers series

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Aku Pamit Dari Busway

16 Januari 2022   00:56 Diperbarui: 25 Januari 2022   10:15 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sudah empat tahun dengan teman-temannya Kirman menunggu hasil putusan direksi Busway untuk mengangkat mereka jadi pegawai tetap, tapi tetap saja, mulur janji. 

Demo kemarin sama sekali tak memberi efek, malah memberi ancaman baru, jangan-jangan yang mengkoordinir dan bicara keras di demo kemarin malah dapat ancaman putus hubungan kerja atau tak diperpanjang lagi kontraknya.

Ia sebenarnya bukan siapa siapa dalam serikat itu, karena ia dulu mantan mahasiswa dan sering demo jalanan, maka ia tak kuat menahan diri ketika mereka demo, jadi ia sempat menyambar mikrofon dan bicara apa adanya tentang nasibnya sendiri. Itu saja!.

Ia lantas melanjutkan makan, karena Surti tiba-tiba datang menyodorkan  minuman hangat. "Diminum Mas, biar nggak masuk angin".

***

Beberapa masalah dirumah kelar dengan bekerja seperti setan itu. 12 jam  sehari, dari pagi ke malam, istirahat sebentar dan lanjut lagi. Belum lagi kalau mumet sedikit. 

Tapi lama-lama ia merasa tak nyaman juga karena kesehatannya, ia kemarin batuk-batuk, dan meskipun sudah divaksin, ia kena demam ringan juga. Dalam kondisi puyeng ia minta izin, tapi malah cuma dikasih  dua tablet obat paracetamol generik, obat pereda deman dan nyeri, jadi ia paksakan juga bawa bus hari itu.

Tengah hari, pusingnya makin menggila, ia sendirian di bus, jadi ketika jam sibuk ia tak lagi begitu peduli dengan para penumpang. Beberapa penumpang berteriak karena seorang tua yang terlambat masuk hampir kejepit dengan ulahnya.

Tapi apa mau dikata, di bus sebesar itu ia sendirian di jam sibuk pula. Ia tak lagi mengurus, apakah ibu hamil, para tua renta dapat duduk nyaman di tempat bertanda khusus yang tersedia. Toh operator dan manajemen yang buat aturan sendiri.

liputan6.com
liputan6.com
Ia baru, menaikkan gas ke gigi empat, dan menoleh ketika seorang anak kecil tiba-tiba menangis keras dan menggagetkannya. Ketika berbalik ke depan, dilihatnya seorang pengendara sepeda motor dengan seorang bocah melintas melompat dari pagar Busway, menghindari razia polisi.

Ia segera menarik rem dengan cepat, dan menarik cepat ke arah kiri, menghindari korban, kali ini bus membentur pembatas posko polisi  di pinggiran jalan yang dipenuhi orang lalu lalang yang dengan segera melompat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun