***
Ini minggu ketiga ia membawa bus Simon. Kirman merasa sedikit kesal karena janji kerja 10 jam sudah ditambah jadi 12 jam, jadi ia selalu telat pulang.
Setiap pulang istrinya Ambar, pasti duduk di kursi depan rumah menunggunya. Sudah berkali-kali ditegur tapi istrinya bilang, "nggak apa-apa saya nunggu Mas jadi belum mau tidur dulu", katanya selalu.
Setiap pulang, badan pegal semua. Istrinya paham makanya ia tak mau tidur duluan. Â
Maka Kirman tak mau main-main dengan kerjaanya, dengan kepercayaan istri dan anaknya itu. Biasanya ia sudah menghangatkan makanan jika ia tahu suaminya sebentar lagi mau pulang.Â
Meskpun cuma pakai hp  jadul, ia selalu minta kabar supaya ia bisa menyiapkan nasi panas terhidang begitu suaminya pulang dari poll.
Mas mandi dulu, itu ada baju ganti di kursi dekat kamar mandi, sekalian handuknya, kata Ambar dengan nada manis. Kirman hanya mengikut, apalagi badan sudah pegal semua seharian dudk dibelakang kemudi.Â
Sambil lewat dilihatnya di meja, ada sup masih mengepul ayam sisa kemarin, Â baunya harum, jadi ia bergegas mandi.
Tak sampai lima belas menit ia sudah keluar dengan handuk, yang dengan segera disambar istrinya, lantas ia diminta duduk. Kirman masih tercenung, ketika melihat istrinya meletakkan nasi didepannya.Â
Ia masih memikirkan cerita Parijan yang kemarin siang baru kecelakan gara-gara mengantuk dan mobilnya menabrak pembatas jalan. Akibatnya ia kena skorsing, atau kena hukuman lain jika menolak, termasuk dipecat!. Nasib itu bisa saja menimpanya,Â
***