Orami
Masih ingat apa jawaban anak-anak ketika ditanya cita-citanya?. mau jadi Presiden!. Itu seminggu yang lalu, dan minggu berikutnya, apa cita-citamu nak?. Mau jadi Youtuber!!, kali ini lebih bersemangat dari biasanya.Â
Bagaimana cita-cita bisa berubah dalam hitungan hari, sedangkan cita-cita itu adalah jati diri dan gengsi kita di masa depan. Ketika dulu bermimpi jadi dosen dan sekarang tercapai, inilah kita-seorang dosen, dengan segala kebanggaan.
Tapi begitulah nikmatnya menjadi anak-anak, dengan dunia 'semaunya", termasuk soal cita-cita. Kata orang bijak sebuah keberhasilan bisa dimulai dari sebuah cita-cita dan impian, dengan satu syarat mudah, "harus segera bangun dari tidur!", karena impian tidak akan ada bentuknya jika terus-terusan terjadi dalam kondisi tidur.
Langkah Merancang Masa Depan
Lantas, bagaimana jika impian itu dibuat serius. Bisakah impian atau cita-cita dirancang atau dipetakan?. Agar kita tidak terlambat dan terpaksa memakai jargon, "Life Begins at fourty" dalam arti yang berbeda.Â
Jika dimaknai, kita bekerja keras dan di umur 40 tahun menikmati semua jerih payah, plesiran, baca buku akhir tahun seperti Bill Gates si triliuner, jelas itu berkah. Tapi kalau yang terjadi sebaliknya, mulai bekerja keras sejak umur 40 tahun, kapan bersenang-senangnya, kapan menikmati hidup.Â
Minimal jika kantong dan tabungan tidak tebal, kita tak perlu harus berjibaku kerja, kerja, dan kerja, seperti  pesan  Presiden Jokowi untuk Indonesia. Bahkan kabinetnya pun dinamai Kabinet Kerja,  Kerja dan Kerja juga, dengan simbolisasi lengan baju yang "dilinting".
 "Pemetaan pikiran", eskipun hanya baru rencana berasal dari pikiran yang dipetakan, ternyata dampaknya sungguh menakjubkan.Â