Meskipun covid-19 memiliki kategori  ringan, sedang dan tinggi, dengan efek dan penanganan berbeda, namun solusi preventif yang ditempuhnya sama. Selain menggunakan masker, menjaga jarak juga melakukan vaksinasi.
Dua solusi pertama sangat tergantung pada inisiatif dan pemahaman yang baik, sehingga masker dan social distancing  banyak dipilih, namun juga banyak dilanggar.
Sedangkan solusi vaksinasi dapat memberi perlindungan atau imunitas yang lebih fleksibel dan lebih permanen dibandingkan solusi lainnya, apalagi di lingkungan sekolah, sehingga dianggap solusi yang paling efektif memutus mata rantai penyebaran covid-19.Vaksinasi menjadi basis penguatan kelompok (Herd Immunity) terhadap klaster-klaster yang dianggap dapat menjadi pemicu meluasnya penyebaran covid-19.
Namun menariknya Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Hindra Irawan Satari mengatakan tidak ada efek berbahaya untuk tubuh seseorang yang menjadi joki vaksin. Bahkan Hindra menambahkan, seseorang yang disuntik vaksin berkali-kali justru akan sia-sia saja. Sebab, antibodi sudah terbentuk setelah dua kali vaksinasi. Antibodi seseorang akan menurun setelah enam bulan menerima vaksin terakhir. Oleh karena itu, pemberian booster atau suntikkan ketiga dianjurkan setelah enam bulan dari vaksinasi dasar.
Meskipun pernyataan itu bisa dipertanggungjawabkan, namun informasi itu dapat disalahgunakan oleh oknum joksin dan dapat memicu kemunculan joksin-joksin baru. Solusi paling substansial dari kejadian itu adalah, bagaimana pemerintah dapat mencegah terulangnya kasus yang sama, agar tidak menjadi preseden buruk bagi suksesnya program vaksinasi nasional kita.
Referensi; 1, 2, 3
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H