Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Asisten Rumah Tangga dan Majikan: Dari Zaman Dulu hingga Zaman Sekarang

21 November 2021   09:07 Diperbarui: 23 November 2021   14:45 1600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Asisten Rumah Tangga. Sumber : lifestyle Kompas

Dalam hal ini, secara prinsip kedudukan antara majikan dan ART sebenarnya seimbang, bukan hubungan subordinasi.

Dalam teori Talcott Parsons, relasi keduanya, bersifat fungsionalisme struktural. 

Struktur ditentukan kedudukan fungsi masing-masing. Karena kedudukan itulah tercipta keseimbangan. 

Nah, dalam fenomena kekinian, seringkali terjadi perbedaan pandangan yang sangat berbeda antara cara pandang majikan dan ART. 

Majikan menganggap dia sebagai 'penguasa' atas ART, karena kedudukan yang memberi upah. Sehingga merasa berhak menentukan segalanya. 

Majikan bersifat feodal karena merasa berhak mengendalikan, mengekang dan menentukan semua hal ihwal ART. Main perintah dan sewenang-wenang. 

Sebaliknya, ART merasa bahwa zaman sudah berubah. Dia bekerja secara profesional, diikat kontrak dan aturan-aturan yang menyertainya. 

ART kadang memanfaatkannya sebagai posisi tawar. Majikan tidak bisa seenaknya memerintah. Kadangkala ART bekerja juga seenaknya, karena merasa majikan bergantung pada dirinya.

Hal inilah yang membuat ART menjadi pribadi yang belagu karena sistem sekarang memungkinkan menciptakan kondisi itu.  

Jadi, solusi yang paling baik mencari ART yang sehati, harus juga dengan hati. Kita tidak bisa lepaskan bahwa relasi majikan tuan nyonya dengan ART adalah hubungan personalitas. 

Oleh karena itu pendekatannya pun juga personal. Dari hati ke hati. ART adalah bagian dari anggota keluarga. Memperlakukan ART sebagai keluarga. Dan itu juga yang harus ditanamkan ke ART. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun