Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Asisten Rumah Tangga dan Majikan: Dari Zaman Dulu hingga Zaman Sekarang

21 November 2021   09:07 Diperbarui: 23 November 2021   14:45 1600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, Asisten Rumah Tangga. Sumber : lifestyle Kompas

Kekuasaan bisa disebabkan oleh kepemilikan modal atau gampangnya karena seseorang memiliki kekayaan. 

Karena kekayaannya, jadilah dia berstatus majikan yang memberi upah atau gaji untuk asisten rumah tangga atau pembantu rumah tangga. 

Ilustrasi, Asisten Rumah Tangga. Sumber : lifestyle Kompas
Ilustrasi, Asisten Rumah Tangga. Sumber : lifestyle Kompas

Asisten rumah tangga dibayar untuk bekerja melayani dan membantu mengurus keperluan sehari-hari rumah tangga. 

Karena seseorang itu kaya, dan memberi upah ART, maka disebutkan dalam percakapan sehari-hari sebagai Tuan dan Nyonya. 

Dalam periode kerajaan, sejarah tentang feodalisme tumbuh berkembang, seiring tumbuh kembangnya kerajaan. 

Di dalam ketatalaksanaan dan organisasi kerajaan, bangsawan terdiri dari raja, pangeran dan pejabat lain di dalamnya, tentu merupakan aktor-aktor penting yang mengambil peranan hidup matinya kerajaan. 

Seperti dikemukakan van Dijk (1989:
19), konsep kekuasaan termasuk bangsawan (priyayi) sebagai kelompok
masyarakat harus mengacu pada kekuasaan sosial (social power) bukan
personal (personal power). 

Kelompok bangsawan menguasai atau dapat menunjukkan kekuasaannya
pada kelompok subordinatif, yaitu kawula atau rakyat kebanyakan. 

Demikian bahwa kekuasaan mengambil posisi untuk mengendalikan aksi dan/atau pikiran satu kelompok dengan kelompok lain.

Posisi mengendalikan, menguasai, mengekang, menekan inilah yang dalam bahasan artikel ini disebut sikap mental feodalisme. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun