Di awal saya singgung soal pola ruang menentukan bagaimana proses dan aktivitas interaksi manusia.Â
Hunian vertikal adalah sebuah bentuk ruang yang memiliki batasan ruangnya sendiri pula.Â
Seperti yang saya singgung tadi, soal kamar, unit rumah, kompleks perumahan, dan seterusnya.Â
Kamar adalah ruang privat bagi personal. Rumah adalah ruang privat bagi keluarga, unit sosial terkecil.Â
Namun seterusnya, di luar rumah sudah menjadi ruang sosial, karena terdiri dari banyak unit sosial keluarga yang lebih luas lagi. Ada banyak rumah-rumah yang di diami keluarga-keluarga yang lain.Â
Pola ruang hunian vertikal kita bisa liat dari bentuk hunian vertikal itu sendiri. Juga bentuk pola ruangnya yang bersusun.Â
Katakanlah misalnya hunian vertikal sangat terbatas luasan beranda/teras dan halaman. Atau bahkan malah tanpa teras dan halaman.Â
Pola dan bentuk ruang seperti itu pasti membatasi aktivitas interaksi penghuninya. Kemudian bentuk ruangnya yang bersusun atau vertikal juga memengaruhi pola interaksi.Â
Hukum adaptasi lingkungan berlaku disini. Hampir tidak mungkin, penghuni rumah susun yang di atas bisa berinteraksi intens dengan penghuni yang dibawahnya.Â
Kondisi ini saja sudah tergambar, bahwa interaksi sosial di ruang hunian vertikal, lebih terbatas dibanding hunian yang horizontal. Kondisi pola dan bentuk ruang terbukti sangat mempengaruhi pola interaksi sosial.Â
Dalam skala yang lebih luas, maka pola hunian vertikal membuat interaksi sosial lebih terbatas bukan?Â