Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketindihan: Masalah Medis, Mimpi, atau Pengalaman Mistis?

31 Oktober 2021   10:44 Diperbarui: 2 November 2021   13:55 1690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ketindihan ketika tidur. Sumber: John Henry via Kompas.com

Fase kedua, disebut Hypnagogic sleep paralysis. Secara medis Berbeda dengan hypnopompic sleep paralysis yang terjadi dari fase tidur ke fase bangun, hypnagogic sleep paralysis terjadi dari fase bangun ke fase tidur.

Saat menjelang tidur, tubuh secara perlahan akan kehilangan kesadarannya. Orang yang mengalami hypnagogic sleep paralysis seakan-akan masih tersadar sehingga masih dapat merasakan hal-hal di sekitarnya, tetapi tidak dapat berbicara atau menggerakkan tubuh.

Baiklah, silakan pembaca Kompasiana, membaca sendiri di Alodokter, mengenai fenomena ketindihan dalam pandangan medis atau kesehatan. Dari mulai penyebab hingga cara mengatasi ketindisan menurut cara pandang medis. 

Di sini, saya akan menceritakan pengalaman sensasi atau halusinasi saat mengalami ketindihan atau ketindisan. 

Oh ya, sebelumnya saya akan menceritakan kira-kira di kondisi-kondisi bagaimana kita akan mengalami ketindisan itu. 

Biasanya, saya mengalami ketindisan di saat menjelang tidur atau saat mulai berangkat tidur dan memejamkan mata. 

Namun tak jarang, fenomena ketindisan datang tiba-tiba saat saya seharusnya sudah tertidur lelap. Di pertengahan malam menjelang pagi, atau bahkan beberapa jam setelah tertidur pulas. 

Nah, bagaimana secara medis? Baik, saya akan mngutip lagi laman Alodokter. Setiap orang memiliki kemungkinan mengalami ketindihan. Tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. 

Ada yang mengalami ketindihan 1–2 kali saja seumur hidup, tetapi ada juga yang mengalaminya beberapa kali dalam satu bulan atau bahkan lebih sering. Beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah ketindihan, antara lain:

  • Memastikan waktu tidur yang cukup, yaitu sekitar 6–8 jam setiap malamnya
  • Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman
  • Menghentikan penggunaan gadget minimal 1 jam sebelum tidur
  • Membiasakan diri untuk tidur dan bangun pada jam yang sama secara teratur (Alodokter).

Pada kondisi tertentu, apa yang dituliskan di ataa tersebut memang benar, atau itu juga yang saya alami. Seringkali, saya mengalami ketindisan, ketika sesaat tertidur setelah berjam-jam bekerja di depan komputer ataupun saat bermain gadget. 

Biasanya ketindihan terjadi, ketika seluruh konsentrasi otak kita bekerja, kemudian tiba-tiba dengan segera kita langsung berhenti dan memejamkan mata untuk tidur. Hampir pasti, saya akan mengalami ketindisan, dan saya sudah sampai hapal karenanya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun