Sementara ubi, sayuran dan pisang di tanam di kluster yang sama, namun terpisah dengan rambutan dan mangga.Â
Keempat, merawat tanamanÂ
Kegiatan ini bersifat rutin, terjadwal berkala. Tanaman pekarangan itu mudah perawatannya, juga menyiram pagi dan sore.Â
Lalu sesekali memberi pupuk, sambil juga menyiangi seperti yang sudah diuraikan di atas. Tidak ada perlakuan atau perawatan khusus, semua dilakukan pada umumnya tanaman pekarangan.
Tapi namanya memanfaatkan lahan pekarangan, tentu itu bukan pola yang baku, tergantung kondisi lahan yang tersedia, sewaktu-waktu.Â
Untuk sayuran kangkung, seperti yang saya jelaskan sebelumnya, ditanam secara hidroponik di atas kolam lele dan mujair, tidak membutuhkan lahan pekarangan.Â
Baiklah, sekali lagi artikel saya bukan bermaksud sebagai tutorial berkebun. Namun hanya berbagi pengalaman, bagaimana keluarga kami memiliki tradisi berkebun yang masih bertahan sampai sekarang.Â
Hal yang penting bagi saya adalah berkebun adalah cara kita survive, menghadapi berbagai tantangan kebutuhan hidup. Cara kita ber-mandiri pangan.Â
Jika setiap kita berkebun, menanam tanaman produktif jangka pendek, seperti sayur dan buah dalam skala yang besar menjadi kekuatan pangan, menumbuhkan surplus, menciptakan swasembada, ketahanan dan kedaulatan pangan, dalam arti yang lebih luas. Kita dapat memenuhi kebutuhan pangan kita sendiri, dan jika berlebih itu akan menjadi komoditi ekspor.
Jadi dengan berkebun adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan juga memenuhi kebutuhan bagi negara luar.Â