Mau tanam apa, bagaimana merawatnya, bagaimana mengatur sudut-sudut lahan yang akan ditanami dan sebagainya, adik saya yang mengatur.Â
Konseptor itu, merencanakan berkebun apa, membagi peran dan pekerjaan, juga bagaimana mengatur pemanfaatan lahan pomahan itu.Â
Peran ketiga, yaitu aktor, yaitu yang melaksanakan pekerjaan lapangan. Menanam, menyiram, memupuk, menyiangi dan sebagainya.Â
Itu dilakukan adik saya yang lain. Tapi sebagai konseptor, bisa juga sekaligus berperan sebagai aktor, terlibat bekerja mengurus kebun pomahan.Â
Terus peran saya apa? Karena saya dianggap kakak tertua, maka tugas saya adalah sebagai provokator.Â
Dalam pengertian yang positif, tugas saya sebenarnya menggerakkan. Kalau inisiator melahirkan gagasan, ide.Â
Maka provokator dalam hal ini adalah menjaga semuanya tetap bekerja, menggerakkan, menghidupkan, memberi dukungan dan semangat, agar tradisi berkebun terus dijaga.
Dengan pembagian peran itu, tradisi berkebun, keluarga kami tetap terjaga dan hidup.Â
Mungkin peran-peran seperti yang saya uraikan itu cair, kadangkala ganti berganti peran, yang penting tujuan tercapai, yaitu terus berkebun.Â
Baca juga : Cara Orang Talaud Menjaga Ketahanan Pangan di Masa Pandemi.
Baik, sebenarnya artikel ini tidak bermaksud untuk memberi tutorial berkebun, karena saya sendiri tidak berkebun dan tidak lagi tinggal di desa.Â