Kelima, Kerajaan Kaidipang, di bawah kekuasaan Raja Antugia Korompot (1897-1910), yang ibukotanya adalah Baroko berada di pesisir Utara, dekat perbatasan dengan bekas Kerajaan Atinggola di Gorontalo.
Kelima kerajaan tersebut memiliki hubungan yang erat antara kerajaan yang satu dengan yang lain. Hubungan yang baik tersebut tidak terlepas dari faktor keturunan, kekerabatan, kesamaan bahasa dan adat, dan faktor perkawinan politik.Â
Etnis dan Agama di Bolaang Mongondow
Wilayah Bolaang Mongondow merupakan bagian dari wilayah Karesidenan Manado. Pada tahun 1903, pemerintah Hindia Belanda membentuk daerah Bolaang Mongondow menjadi daerah Afdeeling.
Wilayah Afdeeling tersebut terdiri dari Bolaang Mongondow, Bolaang Uki, Bintauna, Bolaang Itang, dan Kaidipang yang dipimpin oleh seorang Kontrolir.Â
Wilayah-wilayah yang disebutkan itu pada masa lampau merupakan sebuah wilayah kerajaan, yang pada masa Belanda, menjadi daerah Swapraja, dan saat kini merupakan daerah-daerah administratif kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara.Â
Di dalam dan di luar onderafdeling banyak juga yang menyebut diri mereka orang Bolaang-Mongondow. Dari empat sub-kelompok orang Bolaang-Mongondouw, orang Mongondouw merupakan sub kelompok yang terbesar.Â
Jumlah mereka di Karesidenan Manado sebanyak 46.269 jiwa, berikutnya orang Kaidipang (8.451 jiwa), orang Bolaang (4.519) dan orang Bintaoena (1926). Namun ada juga 2.559 orang, yang mengakui nama Bolaang-Mongondow.
Dalam catatan Volkstelling 91930), masyarakat Bolaang Mongondow mengalami pertambahan penduduk. Penduduk kemudian menyebar dan menempati kampung-kampung dan membentuk sistem sosial kekerabatan yang disebut Lolaigan.Â
Sistem sosial ini masih terbatas pada kekerabatan sempit yang didasarkan pada ikatan marga. Sekitar tahun 1930, jumlah penduduk onderafdeling Bolaang Mongondouw terdiri dari pribumi 70.633 orang, Eropa 124 orang, Cina 859 orang, dan Timur Jauh 373 orang (John Purba, 2019).
Pada tahun 1940, jumlah penduduk Bolaang Mongondow mengalami peningkatan menjadi berjumlah 80.573 orang pribumi, 119 orang Eropa, 835 orang Cina, dan 387 orang timur asing lainnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!