Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menulis sebagai Kekuatan Kehendak, Mood Diciptakan Bukan Ditunggu Datang

10 Desember 2020   23:53 Diperbarui: 13 Desember 2020   20:00 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini karena kita menciptakan atau menghadirkan suasana hati, energi positif untuk mengalirkan ide dan tulisan. Atau dengan kata lain, menulis bukan karena mood, tapi kita menciptakan mood untuk menulis.

Kedua, Menulis sebagai Terapi 

Menulis itu seperti halnya, ketika seseorang dalam rasa sedih, kecewa, terluka dan segala bentuk kegundahan hati lainnya, lalu menceritakan kegundahan itu sebagai ungkapan untuk melampiaskan atau mengungkapkan isi hati Anda itu. 

Sama halnya ketika orang yang bersedih, lalu curhat kepada orang lain, untuk meringankan beban dan kesedihannya. 

Ada sebagian orang berpesan atau memberi anjuran, ketika kita sedang bersedih, bicaralah atau ceritakanlah kesedihan Anda kepada sahabat Anda, karena itu salah satu terapi untuk sedikit meringankan beban hati Anda. 

Dengan bercerita, kita akan merasa plong. Demikian pula dengan menulis, kita andaikan saja sedang curhat atau menumpahkan isi hati Anda yang galau, untuk meringankan beban hati Anda. 

Jadi menulis sebagaimana curhat, adalah sebuah terapi untuk melegakan perasaan Anda. Ada yang Anda pikirkan, lalu Anda ungkapkan apa yang Anda pikirkan melalui tulisan. Plong ! 

Jadi menulis itu bisa dilakukan kapan dan di mana saja, dalam situasi dan kondisi apapun, karena menulis itu terapi untuk membuat suasana hati kita selalu nyaman dan bahagia. Kita menciptakan suasana hati bahagia dan nyaman, dengan jalan menulis.

Ketiga, Menulis sebagai Kegiatan Memberi Nasehat

Secara batiniah, setiap orang akan lebih senang memberi nasehat daripada menerima nasehat. Setiap orang lebih nyaman menasehati daripada dinasehati. 

Oleh karena secara psikologis, menasehati itu sebagai kegiatan yang lebih aktif daripada mendengar atau menerima nasehat, sebagai kegiatan yang pasif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun