Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Wanita yang Ditemui di Tepi Telaga

27 Juli 2020   21:52 Diperbarui: 28 Juli 2020   13:28 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak saat itu, mereka hidup melayang-layang, saling mencari dan hingga saat ini tak pernah dijumpainya. Dan Siska sudah berpuluh tahun mencarinya dan tak menemui harapan berjumpa.

Hingga suatu ketika, Siska teringat diriku dan mencarinya di kota ini. Kota masa kecilnya yang bersahaja, yang tak pernah mengenalkan tentang nestapa dan lara. Kota yang selalu membuatnya ceria dan bersuka ria. Kota masa kecil dalam kenangan yang penuh bahagia. Kota dimana dapat ditemui puncak bukit dan telaga menyatu. Kota yang dapat melihat kemilau teja senja di balik dedaunan di puncak bukit yang hijau. Kota dimana senja di tengah laut, dapat dilihatnya dari balik tirai. Kota yang diimpikannya untuk selalu kembali.

Kota dimana terdapat telaga yang begitu bening airnya, dan di dasarnya terdapat istana. Kata Siska, di dasar telaga itulah tempat terakhir dia melabuhkan harapannya. Dia tak mau lagi melayang-layang berpindah dari satu kota ke kota lain tanpa harapan. Di istana di dasar telaga itulah tempat terakhir hidupnya. Dan dia percaya di dasar telaga itulah, tempat kekal nirwana.

Tiba-tiba harum melati begitu tajam menusuk hidungku. Tak terasa hari sudah semakin gelap dan kabut malam menutupi penglihatanku. Air telaga beriak lebih kencang, dan Siska menghilang. Tiba-tiba aku jatuh terjerembab. Pandanganku gelap....  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun