Mohon tunggu...
Wulan Saroso
Wulan Saroso Mohon Tunggu... Lainnya - educator, mompreneur, sosio developer

istri dan ibu, pendidik informal, mompreneur, sosio developer suka membaca, menulis, bikin kue, berbagi ilmu

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rasa Itu Bukan Hakku (1)

30 Maret 2017   05:39 Diperbarui: 30 Maret 2017   16:00 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Saya tersiksa dengan perasaan ini bu.... Saya ingin mengungkapkannya, saya ingin dia tahu, saya benci kenapa saya saja yang merasakan ini. Tapi bagaimana?” suaranya mengecil lalu terdiam. Sepertinya berat sekali perasaan itu baginya.

Aku tersenyum kecil. Kutunggu sesaat apakah akan ada kalimat lanjutan. Namun suasana hening.

“Triana sayang... Kamu jatuh cinta?” tanyaku.

Wajahnya menunduk dalam. Tidak berani menghadap ke arahku. Namun masih terlihat pipinya yang putih bersemu merah. Mungkin dia malu, pikirku.

“Triana?”

“Ya bu....” wajahnya sedikit terangkat dan menatapku sekejap.

“Kamu jatuh cinta?”

“Bu, saya tahu ini gak boleh.... Saya tahu bu...” tiba-tiba suaranya agak meninggi di sela isak tangis.

Ah, rupanya ini sangat menjadi beban baginya, ujarku dalam hati.

“Hei... Tenang sayang, tenang....” ucapku seraya menyentuh bahunya. “Siapa yang bilang kamu tidak boleh jatuh cinta?”

Isaknya tertahan, ia termangu dan menatapku sendu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun