Mohon tunggu...
Wulan AmaliaS
Wulan AmaliaS Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Media Berita Dengan Metode Latihan Terbimbing

14 Januari 2018   19:43 Diperbarui: 14 Januari 2018   19:48 3516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen Melalui Media Berita Dengan Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas  X SMA Negeri 1 Sindangwangi Majalengka

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN MELALUI

MEDIA BERITA DENGAN METODE LATIHAN TERBIMBING

PADA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 SINDANGWANGI MAJALENGKA

Oleh Wulan Amalia Sudirman

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran menulis merupakan salah satu pembelajaran yang memerlukan perhatian khusus baik oleh guru mata pelajaran atau pihak-pihak yang terkait dalam penyusunan kurikulum pembelajaran. Saat ini pembelajaran menulis lebih banyak disajikan dalam bentuk teori, tidak banyak melakukan praktik menulis. Hal ini menyebabkan kurangnya kebiasaan menulis siswa

sehingga mereka sulit menuangkan ide mereka dalam bentuk tulisan. Keterampilan menulis yang tidak diimbangi dengan praktik menjadi salah satu faktor kurang terampilnya siswa dalam menulis. Siswa pada sekolah menengah atas seharusnya sudah lebih dapat untuk mengekspresikan gagasan, pikiran, dan perasaannya secara tertulis. Namun pada kenyataannya, kegiatan menulis belum sepenuhnya terlaksana.

Menyusun suatu gagasan, pendapat, dan pengalaman menjadi suatu rangkaian berbahasa tulis yang teratur, sistematis, dan logis bukan merupakan pekerjaan mudah, melainkan pekerjaan yang memerlukan latihan terus-menerus. Menurut Akhadiah (1988: 2), tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kemampuan menulis merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan keterampilan. 

Penyebab lain dari terbatasnya siswa dalam kemampuan menulis adalah guru kurang kreatif dalam memilih bahan ajar, metode, dan media pembelajaran. Di sini kreativitas guru sangat dibutuhkan dalam memilih media dengan metode yang tepat untuk siswa. Guru dapat melakukan pengembangan keterampilan menulis siswa dengan media pembelajaran. Bahan ajar, metode, dan media pembelajaran yang dipilih sebaiknya mempertimbangkan masalah kebutuhan, minat, dan perhatian siswa serta lingkungan kehidupan mereka.

Permasalahan yang ada dari segi guru tidak terbatas dari hal itu saja. Pendekatan tradisional masih digunakan guru dalam pembelajaran menulis. Proses pembelajaran yang dilakukan selama ini hanya berkisar penyampaian materi dengan ceramah dan mencatat, dengan demikian siswa kurang mendapatkan praktik secara langsung. Hal tersebut membuat siswa cenderung pasif dan merasa bosan dengan proses pembelajaran. Melihat fenomena ini, dapat terlihat bahwa kedudukan pelajaran menulis di sekolah-sekolah sangat diperlukan. Salah satu keterampilan menulis tersebut adalah menulis cerpen. Keterampilan menulis cerpen ini bertujuan agar siswa dapat mengekspresikan gagasan, pendapat, dan pengalamnnya dalam bentuk sastra tertulis yang kreatif. Media pembelajaran dan metode pembelajaran sangat perlu dihadirkan untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa.

Media dan metode diperlukan dalam pembelajaran menulis cerpen sebab antara keduanya saling mendukung. Salah satu media yang digunakan adalah media berita. Selain itu, metode yang digunakan dalam meningkatkan kemampuan keterampilan menulis cerpen adalah metode latihan terbimbing. Dalam pembelajaran menulis cerpen kali ini peneliti menggunakan media berita dan metode latihan terbimbing dikarenakan kedua hal itu saling berkaitan dan saling mendukung. Penggunaan media berita diharapkan membuat siswa mudah dalam mengembangkan ide, gagasan, pikiran yang akan mereka tuangkan ke dalam sebuah tulisan dalam bentuk cerpen.

Metode latihan terbimbing membantu siswa agar penulisan yang dilakuakn siswa dapat bimbingan secara intensif dan mendapatkan hasil yang maksimal. Media berita merupakan media pembelajaran audio visual berupa gambar dan suara yang dapat dilihat dan didengar manusia. 

Dengan melihat tayangan berita siswa dapat menceritakan kembali melalui bentuk tulisan isi dari tayangan berita yang telah dilihat dan didengar. Berita menjadikan manusia dengan berita manusia dapat mengerti apa yang terjadi di luar kehidupan mereka. Djamarah (2010: 46) menyatakan bahwa, metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Metode digunakan guru sebagai strategi untuk membuat siswa menjadi lebih aktif, lebih semangat, lebih inovatif, dan mempermudah siswa dalam mengikuti pelajaran.

Metode latihan terbimbing adalah suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu dengan memberikan bantuan yang terus menerus dan sistematis dengan memperhatikan potensi-potensi yang ada pada individu untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Berkaitan dengan pembelajaran menulis cerpen di SMA yang ternyata belum efektif, maka perlu dicarikan pemecahannya. 

Pemecahan itulah yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian tentang peningkatan keterampilan menulis cerpen melalui media berita dengan metode latihan terbimbing pada siswa SMA kelas X.2 SMA Negeri 1 Sindangwangi. Dipilihnya kelas X.2 SMA Negeri 1 Sindangwangi dikarenakan siswa kelas tersebut dalam pembelajaran menulis cerpen rendah. Selain itu, minat dan antusias yang ditunjukkan selama kegiatan pembelajaran menulis cerpen masih sangat kurang.

Hal tersebut mengakibatkan hasil yang diperoleh pada tulisan siswa tidak maksimal. SMA Negeri 1 Sindangwangi sebagai lokasi penelitian dikarenakan masih rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerpen di SMA tersebut. Selain itu, di SMA Negeri 1 Sindangwangi juga belum pernah diadakan penelitian yang serupa dan kurangnya pengembangan metode dan media dalam pembelajaran menulis. Guru yang bersangkutan pun menyadari bahwa kemampuan siswa SMA Negeri 1 Sindangwangi dalam menulis cerpen memang perlu ditingkatkan sehingga melakukan penelitian tindakan dikelas ini.

B . Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, permasalahan yang akan diteliti ialah

  • Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen melalui media berita sebelum menggunakan metode Latihan Terbimbing pada siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Sindangwangi.
  • Bagaimanakah cara meningkatan keterampilan menulis cerpen melalui media berita dengan metode latihan terbimbing pada siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Sindangwangi.

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas , maka penelitian ini bertujuan untuk :

  • Untuk mengetahui bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen melalui media berita sebelum menggunakan metode Latihan Terbimbing pada siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Sindangwangi.
  • Untuk mengetahui bagaimana cara meningkatan keterampilan menulis cerpen melalui media berita dengan metode latihan terbimbing pada siswa kelas X.2 SMA Negeri 1 Sindangwangi.

 

D. Kajian Teoritis

Landasan yang dipakai dalam penelitian ini terpacu dari beberapa teori yang berkaitan dengan masalah yang akan dikaji. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan permasalahan menulis, cerita pendek, media berita, metode latihan terbimbing. Teori di atas dapat dijabarkan melingkupi, teori menulis (pengertian keterampilan menulis, tujuan dan fungsi menulis, ciri-ciri tulisan yang baik, penilaian keterampilan menulis), teori cerita pendek (pengertian cerpen, dan unsur-unsur pembangun cerpen), teori media berita (pengertian media berita, nilai media berita dalam pembelajaran, peran media berita dalam pembelajaran menulis cerpen), teori latihan terbimbing (pengertian latihan terbimbing dan tahap kegiatan menulis cerpen dengan metode latihan terbimbing).

1. Keterampilan Menulis

a. Pengertian Keterampilan Menulis

 Keterampilan berbahasa terdiri dari empat keterampilan yaitu keterampilan berbicara, keterampilan menyimak, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut tidak dapat dipisahkan karena saling berkaitan antara satu dan lainnya. Keterampilan menulis mempunyai peranan penting sama dengan keterampilan lainnya dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. 

Selain itu, keterampilan menulis digunakan manusia sebagai tempat untuk menuangkan segala imajinasi, gagasan, pikiran, pandangan hidup, dan pengalamannya untuk mencapai maksud. Menulis atau juga disebut mengarang adalah sebuah metode yang terbaik untuk mengembangkan keterampilan di dalam menggunakan suatu bahasa (Hastuti, 1982: 1). Dengan menulis dapat menghasilkan karya sastra yang dapat dinikmati oleh semua orang. Selain itu, menulis juga dapat memperluas daya intelektual, kreativitas, dan daya imajinasi seseorang. Melalui tulisan seseorang dapat mencurahkan pandangan, pemikirannya tentang suatu masalah dari sudut pandang penulis sendiri dan pembaca dapat mengetahui pandangannya dan menikmati tulisan yang telah dihasilkannya.

 Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak tatap muka dengan orang lain (Tarigan, 1986:3). Komunikasi tidak langsung ini dilakukan dengan menggunakanmedia tulis, dengan menggunakan lambang-lambang bahasa.Dasar penulisan kreatif atau creatif writingsama dengan menulis biasa pada umumnya.Keterampilan menulis dapat mengembangkan bakat yang dimiliki setiap orang dalam menumpahkan semua gagasan, pikiran, pengalaman dan pandangannya.

 Oleh karena itu, salah satu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai dalam komunikasi adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis adalah suatu proses berpikir yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Ide atau gagasan tersebut kemudian dikembangkan dalam wujud rangkaian kalimat, selain itu menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.

E. Hasil Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti mengadakan survei awal atau pratindakan.Survei awal dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata pembelajaran menulis puisi di kelas X.2 SMA N 1 Sindangwangi. Keadaan nyata yang diteliti meliputi proses dan hasil keterampilan menulis cerpen siswa. Hasil survei awal akan digunakan sebagai acuan untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan peneliti dalam penelitian ini.

Hasil survei awal diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia belum tercapai secara maksimal karena :

  • Guru belum melibatkan siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran
  • Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih bersifat konvensional sehingga siswa kurang termotivasi dalam kegiatan menulis cerpen
  • Kurangnya sumber pembelajaran siswa berupa buku-buku sastra.
  • Berdasarkan pengamatan peneliti pada survei awal, proses pembelajaran menulis puisi seperti di atas menyebabkan hasil yang dicapai tidak maksimal. KKM yang harus dicapai siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia adalah 75.
  • Hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti menulis cerpen dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75 dari jumlah siswa 30 orang di kelas X2 semester 2 Tahun Pembelajaran 2017/2018 adalah siswa yang telah mencapai standar keterampilan dalam menulis cerpen dengan presentasi 64%. Keadaan seperti ini perlu mendapatkan perhatian yang serius karena siswa akan dihadapkan pada kenyataan yang riil (Nyata), yang dari menulis cerpen tersebut dapat diterapkan, terutama pada kegiatan yang membutuhkan hasil nyata dari proses pembelajaran di kelas.

Peneliti dan guru mengawali dengan melakukan tahap perencanaan tindakan yang mencakup kegiatan:

  • Menyusun RPP mengenai pembelajaran menulis cerpen dengan metode latihan terbimbing.
  • Peneliti memberikan gagasan menggunakan media berita dengan metode latihan terbimbing, pada penelitian ini media berita dengan metode latihan terbimbing belum pernah diterapkan dalam pembelajaran menulis cerpen di kelas X.2 SMA Negeri 1 Sindangwangi.
  • Guru dan peneliti menyetujui pemecahan masalah pembelajaran menulis cerpen dengan melaui media berita dengan metode latihan terbimbing.
  • Peneliti memberikan masukan dan berdiskusi dengan guru tentang persiapan mengajar menulis cerpen termasuk materi menulis cerpen beserta persiapan perangkat pembelajaran. Peneliti menyerahkan RPP yang telah dibuatnya sesuai dengan persetujuan guru.
  • Peneliti menjelaskan kinerja penerapan media berita dengan metode latihan terbimbig saat proses belajar mengajar.
  • Peneliti menontonkan berita yang akan ditayangkan pada pembelajaran menulis cerpen. Peneliti juga menerangkan kepada guru tentang metode latihan terbimbing.
  • Guru mengidentifikasi RPP serta materi yang akan diajarakan dengan didiskusikan terlebih dahulu dengan peneliti.
  • Tindakan yang akan dilakukan dapat diuraikan ke dalam siklus, sebagai

berikut.

a. Siklus I

  • Belum semua siswa paham dengan proses pembelajaraan latihan terbimbing membuat cerpen terbukti dengan siswa yang masih bingung membuat peta pemikiran walaupun sudah dijelaskan oleh guru.
  • Kesiapan ruang, alat, media pembelajaran dan memeriksa kesiapan siswa yang dilakukan guru kurang baik karena kondisi siswa kurang kondusif.
  • Guru kurang membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.
  • Siswa dan Guru bertanya jawab dengan guru tentang pengertian cerpen
  • Belum semua siswa mampu memanfaatkan waktu dengan baik sehingga hasil menulis cerpen siswa kurang maksimal.
  • Guru belum mampu mengelola kelas dengan baik
  • Pada siklus I standar ketuntasan dalam meningkatan keterampilan menulis cerpen, sudah mencapai 71%.

Pada siklus II, peneliti dan guru mengawali dengan melakukan tahap perencanaan tindakan yang mencakup kegiatan:

  • Menyusun RPP siklus II sesuai sekenario pembelajaran
  • Guru menjelaskan tujuan pembelajaraan dari menulis cerpen
  • Guru menayangkan berita kepada anak
  • Guru memerintahkan siswa untuk membuat karangan cerpen dari sumber berita tadi yang sudah di tonton.
  • Siswa membuat konsep cerpen secara individu
  • Siswa diminta membacakan hasil karya pembuatan cerpen di depan kelas.
  • Siswa mengomentari hasil karya teman sejawatnya.
  • Pada siklus II sntandar ketuntasan dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen sudah mencapai 83,6%
  • F. KESIMPULAN
  • Berdasarkan hasil penelitian mengenai meningkatkan keterampilan siswa melalui metode pembelajaraan Latihan Terbimbing pada mata pelajaraan Bahasa Indonesia materi Menulis Cerpen dapat disimpulkan sebagai berikut:
  • Hasil keterampilan menulis cerpen siswa pada pembelajaraan pra siklus, siklus I dan siklus II sebagai berikut:
  • Pada pra siklus telah mencapai standar keterampilan dalam menulis cerpen sebanyak dengan presentasi 64%
  • Pada siklus I standar ketuntasan dalam meningkatan keterampilan menulis cerpen, sudah mencapai 71%.
  • 3. pada siklus II sntandar ketuntasan dalam meningkatkan keterampilan menulis cerpen sudah mencapai 83,6%

DAFTAR PUSTAKA

 

  • Akhadiah, Sabarti. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia.
  • Jakarta: Erlangga.
  • Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
  • Cipta.
  • Hastuti, Sri. 1982. Tulis Menulis. Yogyakarta: Penerbit Lukman.
  • Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis (Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa).
  • Bandung: Angkasa.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun