Mohon tunggu...
The Writer
The Writer Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja di Cafetaria

27 Januari 2016   20:06 Diperbarui: 27 Januari 2016   20:40 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Kami akan fikir-fikir terlebih dulu Yang Mulia”

***

Segelas kopi yang sejak tadi diseruputnya hampir habis. Fikirannya kembali teringat pada persidangan kemarin siang. Dirinya dissenting opinion terhadap putusan Majelis Hakim. Dalam memutus perkara, Hilman tidak ingin menggunakan kacamata kuda seperti kebanyakan Hakim yang memutus perkara  berdasar pada pertimbangan hukum semata.

Ada hal lain yang semestinya perlu dipertimbangkan. Kemanusiaan misalnya. Mak Ratmi tidak merencanakan pencurian, korban pun tidak mengalami kerugian berarti dan pencurian itu dilakukan karena keterpaksaan bukan karena kebiasaan sehingga menurutnya hukuman penjara dirasa tidak sebanding dengan kesalahan yang dilakukan.

Ceramah Ust. Asmuni kembali terngiang. Sambil tersenyum dia bergumam “kira-kira aku masuk dalam golongan 1 hakim atau 2 hakim?”

“Yang masuk dalam golongan 2 hakim, mungkin yang mau menerima suap dari pengacara atau pihak yang berkepentingan” ujar Hilman pada dirinya sendiri.

Setelah memastikan kopi dalam gelas tidak tersisa, Hilman memasukan smartphone miliknya ke dalam tas selempang lalu beranjak berdiri menuju pintu keluar Cafetaria.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun