Di saat kau rela menemani seseorang sampai masa jayanya, ternyata kau tidak termasuk dalam rencana terbesarnya.
Sedih, kecewa dan patah hati adalah cara Tuhan dalam berkata :
"Datanglah kepada-Ku, ceritakan segalanya sudah lama aku tidak mendengar keluh kesah mu"
Memang benar seseorang yang aku selalu temani dan menjadi telinga untuk mendengarkan apa yang selalu di ceritakan tiba-tiba menghilang tanpa menitipkan kejelasan. Apa ini sebuah akhir dari semua kisah yang pernah ku jalani bersamanya.
Ternayata belum ada akhir untuk perjalanan hubungan kita berdua, tanpa disuruh, tanpa diminta, tanpa direncanakan. Dia kembali datang untuk memberikan secarik  kejelasan yang selama ini aku tunggu. Melalui pesan telepon dia berkata bahwa
" Tidak usah memikirkan hubungan kita bagaimana kedepannya, fokus pada masing-masing untuk menempuh karir yang udah di rencanakan, kamu kan sudah kuliah. Kita tetap bisa seperti ini"
Memang benar hubunganku dengannya mulai membaik dan saling terbuka masalah pribadi. Senang rasanya hanya sekedar seperti ini, kuncinya hanya sabar dan ikhlas.
"Kau tau Ra bang Zio sudah memberikanku kejelasan, kau kepo pasti ya untuk segera aku ceritakan ck dasar. Dan dia sekarang selalu ingin melihatku bai-baik saja" tulis pesan ku kepada Tiara
"Syukur deh kalo begitu, kau harus bercerita ketika kita bertemu besok" pinta Tiara.
Disinilah aku mulai bercerita dengan kedua teman ku dengan penuh rasa senang.
"Jadi, ini bukan sebuah akhir tetapi awal untuk memulai. Karena kau sudah dipertemukan seseorang yang tidak menuntut apapun kepadamu dan ingin melihatmu baik-baik saja semoga ini menjadi orang yang tepat. Aku tunggu kabar baik dari mu" kata Dina dengan sok dewasanya dia.
"Aamiin" ucap aku dan kedua teman ku.