"Ya Ra aku tau itu"
Terlintas dipikiranku untuk mendekatinya. Diam-diam tanpa sepengetahuan temanku, aku sudah suka dengannya. Bukan tidak mau mendengarkannya tapi tidak kuat menatap matanya, hati adek meleleh bang.
Pertemuan selanjutnya dengan bang Zio setelah lama aku tidak pernah berangkat latihan rutin, seperti biasa aku dan kedua teman ku bersenda gurau di lapangan sembari menunggu dibariskan untuk memulai latihan baris-berbaris. Ku lihat dari arah hall sosok laki-laki yang aku tunggu kedatangannya untuk sekedar menatap matanya.
"Bel.. Bel.. lihat nohh bang Zio datang" seru temanku Dina.
"Dah tau aku" jawab ku dengan malas tetapi hati sungguh gembira.
"Kau jangan berbuat ulah lagi" pesan Tiara.
"Tidak janji" kataku sambil menyenggir.
Bagai mak-mak rumpi di tukang sayur kakak kelas berbisik-bisik,
"kenapa Zio harus datang menganggu saja dia, iya nih palingan juga cuman liattin" ku dengarkan bersama dua teman ku.Â
Tiba-tiba kita dibariskan untuk mengikuti latihan rutin,
"Sekarang mulai berhitung karena akan dibagi kelompok untuk latihan pbb" jelas kakak kelas.