Banyak yang menghujatku dari angkatanku sendiri bahkan tidak sedikit yang mengatakan bahwa aku hanya di manfaatkan saja. Aku hanya berfikir tidak mungkin bang Zio seperti itu. Hari-hari kulewati dengan dia mulai dari menemani dia ketika melatih untuk persiapan lomba karena dia yang notabenya sebagai pelatih, mendengarkan keluh kesah dia selama melatih, dan selalu bercerita tentang hal apapun.
"Sudahlah Bel jangan terlalu dekat dengan dia, aku tau pasti kau sudah terbawa perasaanmu ke langit ke tujuh jika tiba-tiba dia meninggalkan mu habislah kau makan hati" nasehat dari Tiara.
Masuk kuping kanan keluar kuping kiri aku tidak pernah mendengarkan apa yang dikatakan oleh teman ku, karena aku yang merasakan dan yang tau bagaimana sikapnya terhadapku.
"Lagi ngerjain tugas ya ?" pesan dari bang Zio masuk ke ponsel
"Tidak bang, ada apa nih ?" jawab ku
"Besok ada latihan lomba temani aku ya" mintanya
"oh iya besok aku temani" jawab ku dengan semangat
Esoknya tepatnya di sore hari turun hujan sangat deras di putuskan tidak ada latihan, semua sudah pulang tetapi  aku dan bang Zio malah duduk berdua di kursi menghadap ke lapangan sembari menunggu hujan reda
"Capeknya sekolah hari ini" kataku sambil menyandarkan diri di kursi
"Hahaha kamu bakalan lebih capek kalo sudah kuliah nanti" jelas bang Zio
"Oh iya bang, btw aku ingin bercerita dengan mu" kataku