Sialan aku tidak bersama dengan kedua teman ku, tak ku sangka aku satu kelompok dengan perempuan tengil di parkiran waktu itu.
"Duh gusti cobaan apa ini" keluh ku dalam hati.
Semua berlatih pbb sesuai dengan kelompok dan didampingi tiga kakak kelas, ketika di jelaskan tak sengaja aku melihat bang Zio sedang memantau tiap kelompok. Tiba-tiba mata kita bertemu langsung kupalingkan wajahku kearah yang lain.
"Bodoh sekali diriku ini" dalam hati.
Latihan pbb selesai dikumpulkan lagi untuk koreksi dari bang Zio, ku lakukan apa yang dikatakan Tiara untuk melihatnya ketika berbicara.
Ketika pulang kita diharuskan untuk bersalaman dengan senior, giliranku ketika bersalaman dengan bang Zio terulang kembali dia menanyakan namaku. Tiara dan Dina yang mendengarnya segera dia menanyakan kepada ku
"Kau bebuat ulah lagi ya?" Tanya Tiara.
"Kenapa dia menanyakan namamu kembali?" Tanya Dina.
"Teman-temanku karena dia sudah tua mungkin dia selalu lupa nama ku" jawabku dengan tertawa lantang diikuti kedua temanku.W
Waktu begitu cepat tanpa bekal apapun tentang kepanitiaan angkatanku harus mempersiapkan event besar hari kemerdekaan. Bukan main aku dibuat pusing mungkin akibat aku jarang berangkat latihan rutin, diberikan tugas yang mengharuskanku untuk mempersiapkan segala kebutuhan event. Dengan pengalaman yang hampir tidak ada di dalam diriku membuat ku harus selalu bertanya dengan kakak kelas. Mungkin dewi fortuna sedang berpihak denganku, aku disuruh menghubungi bang Zio untuk masalah kebutuhan persiapan event. Dengan senang hati aku menghubunginya.
"Izin menyampaikan bang, saya Bela ingin menanyakan perihal kebutuhan persiapan event itu apa saja agar bisa saya siapkan segera" tulis pesanku.
Berawal dari inilah kita menjadi dekat tanpa diketahui oleh teman-teman ku, karena aku tidak pernah menceritakannya. Memang benar kalo bangkai ditutupi akan tercium juga baunya, tidak tanggung-tanggung seluruh angkatan dan kakak kelas mengetahui kedekatanku dengan bang Zio.