Meskipun ada tantangan seperti keterbatasan waktu dan fasilitas, ludruk bisa diajarkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler dengan bekerja sama dengan komunitas seni lokal. Dengan demikian, ludruk dapat menjadi media efektif untuk melestarikan budaya serta mendidik anak-anak agar lebih berempati, kreatif, dan percaya diri dalam kehidupan sehari-hari.
Saran
Untuk mengoptimalkan penerapan ludruk di sekolah dasar Negeri Gunungsari perlu mengeksplorasi berbagai aspek penggunaan ludruk dalam pendidikan, seperti efektivitasnya di berbagai jenjang pendidikan dan mata pelajaran melalui metode bermain peran yang terintegrasi dengan pendidikan pelajar pancasila. Dalam proses pembelajaran bermain peran ludruk mampu  memberikan dampak positif terhadap peningkatan prestasi akademik anak di sekolah dasar. Melalui integrasi elemen budaya lokal seperti ludruk, siswa tidak hanya lebih termotivasi untuk belajar tetapi juga dapat mengembangkan kreativitas dan keterampilan sosial mereka. Oleh karena itu, disarankan agar pihak sekolah dan pendidik mempertimbangkan untuk mengadopsi metode pembelajaran berbasis seni tradisional ini sebagai bagian dari kurikulum merdeka. Hal ini tidak hanya akan memperkaya pengalaman belajar siswa, tetapi juga melestarikan budaya lokal yang berharga.
Namun, untuk mengoptimalkan manfaat ludruk dalam pembelajaran, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk guru, sekolah, dan orang tua. Guru perlu diberikan pelatihan untuk menguasai teknik-teknik dasar ludruk agar mampu mengimplementasikannya secara efektif di kelas. Sekolah juga perlu menyediakan sarana dan prasarana yang memadai, seperti ruang pertunjukan dan alat-alat pendukung. Selain itu, orang tua dapat dilibatkan dalam mendukung kegiatan ini melalui penguatan belajar di rumah. Dengan kolaborasi yang baik, ludruk dapat menjadi inovasi pendidikan yang tidak hanya melestarikan budaya lokal, tetapi juga meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah dasar. Dengan dukungan dari pemerintah dan lembaga pendidikan, inovasi ini dapat dioptimalkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan berbudaya, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia secara keseluruhan.
Refrensi
Andriany, L. (2023). East Java Ludruk: Pragmatic Learning. 11(1), 133--142.
Darawati, M. A., & Theresia, I. (2019). Implementasi Pelatihan Ludruk Anak Dalam Upaya Menumbuhkan Motivasi Pelestarian Kesenian Daerah Di Sanggar Medang Taruno Budoyo Surabaya. Jurnal Pendidikan Untuk Semua, Vol. 3, 37--44. https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpls/index
Fahmi, A., 1, H., Triyanto, T., & Lestari, W. (2021). Aesthetic Symbols of Travesty in Ludruk Karya Budaya. Catharsis: Journal of Arts Education, 10(2), 181--186. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/chatarsis
Hargianto, D., & Sariyatun, S. W. (2016). MENINGKATKAN APRESIASI SISWA TERHADAP BUDAYA LOKAL Oleh: Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini telah memungkinkan masyarakat dunia hidup dalam era informasi global . Proses penyebaran komunikasi dan informasi yang cepat , menyebabkan. Jurnal CANDI, 14(2), 42--59.
Hawa Masnuatul. (2017). 9. Teori Sastra-compressed. Teori Sastra, 1, 1--139. file:///C:/Users/USER/Downloads/9. Teori Sastra-compressed.pdf
Luckiyanti, R., & Sulistyo, E. T. (n.d.). Proceeding of 2nd International Conference of Arts Language And Culture NILAI MORAL PADA PEMENTASAN LUDRUK JOKO SAMBANG PENDEKAR GUNUNG GANGSIR SEBAGAI MEDIA PENINGKATAN KECERDASAN MORAL PADA ANAK. 611--620.