Mohon tunggu...
Wiwien Wintarto
Wiwien Wintarto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis serba ada

Penulis, sejauh ini (2024) telah menerbitkan 46 judul buku, 22 di antaranya adalah novel, terutama di PT Gramedia Pustaka Utama. Buku terbaru "Tangguh: Anak Transmigran jadi Profesor di Amerika", diterbitkan Tatakata Grafika, yang merupakan biografi Peter Suwarno, associate professor di School of International Letters and Cultures di Arizone State University, Amerika Serikat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Namaku Elang

7 April 2016   12:17 Diperbarui: 7 April 2016   22:44 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mengikuti arah mata Luna. Tampak Daniar Achri tengah menyampaikan laporan breaking news di Kompas TV dengan wajah tegang.

“...Ini bukan penampakan aksi pertama dari sosok misterius berbaju serba merah itu. Sebelumnya, sosok ini tertangkap kamera video amatir pada peristiwa kebakaran permukiman warga di Marunda dan saat menghalau aksi ormas anarkis yang berusaha menghentikan acara diskusi buku di kampus ITB Bandung. Berikut kembali kami tayangkan rekaman video amatir yang menangkap aksinya saat menggagalkan aksi teror di kafe Coffee Drip beberapa waktu yang lalu...”

Layar berganti menayangkan gambar buram nyaris tak jelas hasil rekaman dengan kamera ponsel. Di sana, lewat ambilan long shot yang di-zoom in, tampak sesosok pria berbaju dan berkedok merah tua tengah menghajar beberapa pria berbaju serba hitam di depan pintu sebuah bangunan, yang tak lain adalah kafe ini.

Aku pura-pura melongo. “Masya Allah! Siapa itu?”

Superhero. Superhero dunia nyata. Tadi dia ada di sini, menyelamatkanku! Dan kami sempat sebentar saling lihat. Tahu tidak? Kayaknya dia menyukaiku...!”

Aku meneguk ludah. Mata Luna masih menatap layar televisi, sambil mengulas senyum yang seperti tak mau usai.

“...Hingga saat berita ini kami turunkan, kami masih mencoba meminta keterangan kepada pihak kepolisian, mengenai siapa jati diri pria misterius yang telah menggagalkan aksi teror tersebut.”

Aku menatap lekat wajah Daniar Achri di televisi. Kalau mau tahu, namaku Elang. Yah, setidaknya, itu nama baru yang diberikan Janitra dulu di Pulau Tak Bernama. Tapi tentu saja itu tak mungkin. Tak akan terjadi. Sekali identitasku terbongkar, Janitra sendiri yang akan turun tangan menjatuhkan hukuman mati padaku.

Lalu kurenungi wajah ayu Luna, yang masih juga terpancang di layar—mengharap rekaman video itu diputar kembali. Napas terhela dalam-dalam.

Tatapan mata memang tak pernah berbohong.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun