Aku menunduk, memandangi garis tanganku yang rumit. Memoriku kembali kepada saat itu ...Â
Saat terakhir kali aku melihatnya. Saat aku memutuskan untuk berbagi cerita kepada seorang psikolog. Saat aku ingin memperkenalkannya dengan psikolog itu, namun hanya dibalas senyuman hangat. Dan saat kamu tiba-tiba menghilang begitu aku rutin berkonsultasi.Â
(Aku mengangkat kepala. Kamu sudah pergi dari hadapanku. Tangisku pecah. Membelah deraian hujan yang masih bersemayam.)
 .... psikolog itu memberitahuku dengan lembut, bahwa kamu tak pernah ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H