“ Bagaimana dengan kak Meilan?”. Tanya Sasa, membuat Azis memandang kearahnya.
“ Tentu kak Meilan akan merasa bersedih kalau kami tinggalkan?”. Ujar Salmi.
“ Biar abang besok yang membicarakannya dengan kak Meilan?” Jawab azis lalu ia mengeluarkan isi koper yang dibawanya. Dan memberikan oleh oleh kepada kedua adiknya ini.
“ Apa kak Meilan mau ikut dengan kita?” Tanya Sasa, yang tidak mengerti apa apa ini.
“ Bang menikahlah dengan kak Meilan ?”. Ujar Salmi. Lama azis terdiam, ditatapnya wajah kedua adiknya ini. Alangkah bahagianya mereka ini jika Meilan mau nikah denganku, katanya didalam hatinya.
“ Iya, nanti abang Tanya dia “, jawab azis singkat, karena dihatinya kini ada desakan agar dia bertemu dengan Meilan. Malam semakin larut. Kedua adiknya sudah terlelap tidur, karena mungkin tadi siang mereka kelelahan dalam pekerjaannya. Dipandanginya wajah kedua adiknya ini dalam tidur mereka yang lelap. Kembali air matanya metes. Betapa menderitanya hidup mereka. Pikirnya dalam hati.
Bersambung…….
Bagan Siapi Api 2016
Tulisan ini diikut sertakan dalam Tantangan 100 Hari Menulis Novel – Fiksianacommunity di Kompasiana
“ Cerita yang di kemas dalam bentuk Nopel ini adalah merupakan cerita fiksi belaka, jika ada nama dan tempat serta kejadian yang sama atau mirip terulas dalam nopel ini hanyalah secara kebetulan saja. Tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian yang sebenarnya “ (Penulis)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI