“ Zis, ini ada titipan dari Meilan?”, kata Idris memberikan sepuncuk amplop kepada Azis.
“ Dan ini ada sedikit bantuan dari teman teman dilokal kita”, Kata Faisal pula lalu memberikan ampolop itu kepada Azis.
“ Terima kasih Sal, Idris, kalian terlalu baik kepadaku?”. Ada titik titik bening dimatanya, namun Azis berusaha menahan titik titik bening itu agar jangan sampai mencair.
“ Zis, kami pulang dulu ya, sampai jumpa disekolah besok”. Kata Faisal
“ Ya “, Jawab Azis lalu menyalami keduanya. Idris dan Faisal berlalu, sampai hilang dari pandangan Azis.
Didalam kamar Azis membuka amplop itu satu persatu. Ia membuka amplop yang dikirimkan oleh Meilan. Diluar amplop tertulis nama Meilan dan Meme. Dan amplop yang satu lagi bertuliskan siwa local satu satu. Semua isinya dia keluarkan, betapa perasaannya mengharu biru, atas keperdualian Meilan dan Meme, serta teman temannya yang satu local. Diapun menunpahkan rasa tangisnya didalam kamar yang pegap, tempat dia menata kehidupannya yang terasa pahit.
Bersambung…….
Bagan Siapi Api 2016
Tulisan ini diikut sertakan dalam Tantangan 100 Hari Menulis Novel – Fiksianacommunity di Kompasiana
“ Cerita yang di kemas dalam bentuk Nopel ini adalah merupakan cerita fiksi belaka, jika ada nama dan tempat serta kejadian yang sama atau mirip terulas dalam nopel ini hanyalah secara kebetulan saja. Tidak ada sangkut pautnya dengan kejadian yang sebenarnya “ (Penulis