Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Senandung Cinta dari Selat Melaka "45" [TMN 100 H]

28 April 2016   16:20 Diperbarui: 28 April 2016   16:28 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            “ Zis, kapan kau masuk sekolah?”, Tanya Idris

            “ Mungkin besok aku sudah bisa masuk sekolah?”, jawab Azis, walaupun tubuhnya masih terasa sakit.

            “ Besok kita Harus cari siswa yang bernama Rudi itu”. Kata Faisal kepada Azis.

            “ Buat apa kita cari dia Sal?”, Tanya Azis, sedikit merasa gusar.

            “ Kita harus buat perhitungan dengan dia?”. Jawab Faisal. Diwajahnya nampak bias emosi yang tinggi

            “ Sal, aku sudah mengadakan perdamaian dengan orang tuanya beserta kepala sekolah, jadi persoalan itu tidak perlu lagi untuk diperpanjang”, Ujar Azis menjelaskan kepada Faisal dan Idris.

            “ Kau tak perlu untuk ikut campur, biar kami yang berdua saja yang menyelesaikannya?”. Kata Idris. Azis semaking merasa gusar. Dia takut jika kedua sahabatnya ini melakukan balas dendam kepada Rudi, tentu persoalannya akan kembali panjang.

            “ Sal, Idris, kumohon kepada kalian, jangan lakukan itu, anggaplah persoalan itu sudah selesai. Aku berjanji kepada kalian berdua, suatu saat nanti aku akan membalaskan semua ini kepadanya. Dan disaat itulah nanti kalian akan kuberi tahu”.

            “ Kapan?”, Tanya Faisal dan Idris.

            “ Kalian sabarlah, ada waktunya yang tepat nanti?”, jawab Azis. Yang akhirnya membuat keduanya terdiam dan menyetujui apa yang akan direncanakan oleh Azis.

            Diluar sinar matahari telah menggariskan cahanya yang terakhir dilangit senja. Angin selat Melaka berhembus dengan lembutnya, dan masuk keruangan kamar dimana Azis, Faisal dan idris berada didalam kamar itu. Suasana pergudangan sudah sepi, para buruh sudah pulang kerumahnya masing masing. Azis mengantarkan Faisal dan Idris keluar dari gudang, karena sebentar lagi malam akan tiba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun