Mohon tunggu...
Wisnu  AJ
Wisnu AJ Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hidup tak selamanya berjalan mulus,tapi ada kalanya penuh dengan krikil keliril tajam

Hidup Tidak Selamanya Seperti Air Dalam Bejana, Tenang Tidak Bergelombang, Tapi Ada kalanya Hidup seperti Air dilautan, yang penuh dengan riak dan gelombang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Senandung Cinta dari Selat Malaka "19" {TMN 100 H}

2 April 2016   12:56 Diperbarui: 2 April 2016   15:15 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            “ Iya, dia temanku di SMP sinaboi”, jawab Meilan lalau mendekat kearah Azis

            “ Ganteng juga temanmu itu ?”, kata Meme

            “ Ah… Kaka ini”.

            “ Rupanya nggak betul “ kata Meme, Meilan hanya tersenyum. Meme menangkap sekilas arti dari senyuman adik sepupunya ini.

            “ Zis ini kakak sepupuku, namanya Meme, aku tinggal ditempat mereka?”. Meilan memperkenalkan kakak sepupunya yang datang bersama Meilan. Azis hanya menganggukkan kepalanya.

            “ Ini temanmu ya”, Tanya Rudi kepada nya. Meilan hanya melihat kearah yang bertanya.

            “ Iya, kami sama sama dari si naboi, namanya Meilan”, kata Azis memperkenalkan.
             “ Waga turunan Tiongkok ya?”, kata Rudi, Marni hanya diam dan melihat saja atas tingkah Rudi terhadap Azis

            “ Iya, kenapa rupanya?”, Tanya Azis sedikit tersinggung Rudi memperlakukan Meilan seperti itu.

            “ Nggak apa apa?”. Jawab Rudi tanpa memperhatikan Azis. Melihat ini Meme memandang kearah Azis. Diperhatikannya Azis dengan lirikan matanya. Ada kesan sukanya terhadap pemuda ini. Keraguannya terhadap Meilan akan diganggu teman teman Meilan dari kelompok etnis melayu pribumi hilang seketika. Jika Meilan diganggu Azis pasti akan membelanya. Pikir Meme dalam hati.

            “ Kami mendaftar dulu ya?”, kata Marni, ia da Rudi pergi memasuki ruang kantor. Azis dan Meilan hanya mengaggukkan kepalanya.

            “ Sombong kali anak itu?”, kata Meilan setelah Marni dan Rudi pergi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun