“ Biasalah orang kaya”, jawab Azis membuat Meme terkesima atas ucapan Azis.
“ Apa kali kekayaan orang tuanya?”, Meilan bersungut, Azis tak menanggapinya ia hanya tersenyum, membuat Meme semakin suka terhadap teman Meilan ini.
“ Kakak disini saja dulu ya, biar aku dan Meilan mendaftar?”, dengan penuh rasa sopan dia mengatakannya kepada Meme.
“ O..ya, biar aku tunggu disini?”, balas Meme dengan lembutnya pula. Meilan dan Azis memasuki ruangan kantor tempat pendaftaran. Lima belas menit mereka berada didalam ruangan kantor itu. Proses pendaftaranpun berjalan lancar. Meilan dan Azis tampak keluar dari ruangan kantor dan kembali kearah Meme yang sedang menunggu.
“ Sudah selesai?’, Tanya Meme begitu keduanya menghampirinya.
“ Sudah kak “, Jawab Meilan.
“ Kapan pengumumannya?”, kata Meme lagi bertanya.
“ Tak pakai pengumuman kak?” kata Azis
“ jadi bagaimana kita tahu diterima atau tidak?” Tanya Meme. Lalu Azis menjelaskannya.
“ Sekolah ini menerima sebanyak dua ratus lima puluh orang siswa. Penerimaanya berdasarkan nilai tertinggi. Misalnya jika sampai penutupan pendaftaran hari ini, nama kita masih ada dipapan pengumuman itu, berarti kita masih diterima disekolah ini untuk sementara. Besok pihak sekolah mengumumkan lagi, jika nama kita masih ada, berarti kita masih aman, tapi jika nama kita tak ada itu tandanya kita tak diterima disekolah ini. Begitulah seterusnya sampai penutupan penerimaan siswa baru berakhir”. Ujar Azis menjelaskan. Walaupun Meme tamat SMA tapi dia bukan disekolah negeri, melainkan di sekolah Swasta Bintang laut. Makanya dia kurang paham dengan sistim penerimaan murid baru di sekolah negeri itu.
“ Kapan penutupannya?”, Tanya Meme lagi