“ Aku juga merasa ragu, apakah aku bisa diterima disekolah ini?”, namun Azis tak mempertanyakan jumlah nilai gadis itu, membuat gadis itu semakin bertanya Tanya.
“ Mar, apakah kau sudah selesai mendaftar?”, siswa laki laki yang baru datang turun dari mobil Avanza menghapiri gadis itu. Azis hanya memperhatikannya.
“ Belum masih antri”, jawab Gadis itu
“ Kamu mau mendaftar disini juga ?”, Tanya siswa laki laki itu kepada Azis
“ Kalau diterima iya”. Jawab Azis. Ada kesan kesombongan yang terpancar dari wajah laki laki ini. Pikir Azis dalam hatinya.
“ Berapa nilaimu, dan dari sekolah mana kamu?”, tanyanya kepada azis, belum sempat Azis menjawab gadis yang dipanggilnya dengan nama Mar tadi menjelaskannya
“ Nilainya lebih tinggi dari nilai kita, dia dari Sinaboi?”, kata gadis itu.
“ Perkenalkan namaku Rudi, dan ini Marni, kau sendiri siapa?”, Tanya Rudi kepada Azis
“ Aku Azis “ jawab Azis singkat. Ternyata gadis itu bernama Marini. Azis melihat kearah jalanan yang ada didepan sekolah, para siswa yang akan mendaftar berdatangan kesekolah itu, ada yang datang diantar orang tuanya dengan mobil, dan banyak juga yang datang naik sepeda motor, membuat hati Azis menjadi kecut. Ternyata sekolah ini diburu oleh anak anak orang yang berada. Namun dia tetap membesarkan hatinya.
“ Zis ?”, suara wanita memanggil namanya. Azis berpaling kearah yang memanggilnya. Ia melihat Meilan dengan seorang wanita yang lebih tua dari Meilan.
“ Siapa temanmu ya?”, Tanya Meme kaka sepupunya.