"Jawabnya biasa aja dong, Sist. Dasar anak IPA!" Asih terkekeh.
"Kita mau makan siomay nih. Mau ikut?" Ajak Reno.
"Nggak, ah. Kalian duluan aja. Lagipula aku nggak mau ganggu keromantisan kalian."
"Ciee yang masih jomblo!" Asih menyindir.
"Ciee yang pengen diperhatiin!" Nisa membalas.
Dua sejoli itu berlalu meninggalkan Nisa dan Fikar setelah mereka bersalaman dan mengucapkan salam. Kebetulan Nisa juga sudah mulai lapar. Lalu dia mengajak kakaknya untuk makan. Warung yang ditujunya adalah warung nasi goreng.
"Kang, pulangnya jangan kemaleman ya! Besok pagi gue udah berangkat lho."Â Pinta Nisa.
"Hm." Fikar hanya bersuara tanpa memperhatikan Nisa. Ia masih sibuk dengan ponselnya.
"Ini gue lagi ngomong sama elu." Nada suara Nisa mulai meninggi.
"Iya tahu." Kata Fikar singkat.
"Jangan main ponsel melulu!" Sentak Nisa.
"Tumben lo nglarang gue." Fikar masih tak berpaling. "Bentar ini lagi ngurusin kerja."