Mohon tunggu...
WINDI ASTUTININGTYAS
WINDI ASTUTININGTYAS Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang

Memiliki minat lebih dibidang ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya IIIMAN sebagai Landasan Etika, Spiritualitas dan Key Behaviours dalam Corporate Culture Universitas Muhammadiyah Malang

31 Mei 2024   22:46 Diperbarui: 31 Mei 2024   23:07 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Pendahuluan

Dalam lingkungan Universitas Muhammadiyah Malang terdapat nilai IIIMAN yang mencakup Ikhlash, Ihsan, Ithqan, Ma’iyyah, Amanah dan Nazahah yang dimana semua mahasiswa wajib mampu mengimplementasikannya saat berada di lingkungan kampus maupun di luar lingkungan kampus. Ada beberapa key behaviours atau perilaku kunci nilai IIIMAN bagi civitas akademika Universitas Muhammadiyah Malang yaitu ikhlas, integritas, inklusif, manusiawi, adaptif dan nusantara.

Artikel ini dibuat dengan tujuan agar pembaca dapat memahami pengertian dan makna spiritual dari nilai-nilai IIIMAN, yang meliputi Ikhlash, Ihsan, Ithqan, Ma’iyyah, Amanah, dan Nazahah. Selain itu, artikel ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang perilaku kunci yang terkait dengan nilai-nilai IIIMAN bagi Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Malang. Melalui artikel ini, diharapkan seluruh anggota civitas akademika dapat lebih mengenal dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks akademik maupun dalam interaksi sosial mereka.

2. Pembahasan

2.1 Pengertian dan makna spiritual dari IIIMAN (Ikhlash, Ihsan, Ithqan, Ma'iyyah, Amanah dan Nazahah)

2.1.1 Ikhlash

Secara Bahasa: Ikhlas berasal dari kata Arab "أَخْلَصَ" (akhlasa) yang berarti "memurnikan" atau "membersihkan".

Secara Istilah: Ikhlas adalah melakukan sesuatu semata-mata karena Allah, tanpa mengharapkan pujian, imbalan, atau pengakuan dari manusia. Ini berarti memurnikan niat dalam setiap amal ibadah dan perbuatan baik agar hanya ditujukan kepada Allah.

Dalam Islam, ikhlas didefinisikan sebagai konsep ketulusan, kesungguhan, dan kemurnian niat dalam tindakan atau perbuatan. Ini juga memiliki makna spiritual. Ikhlas dianggap sebagai ruh dari amal perbuatan, sehingga amal perbuatan tanpa rasa ikhlas tidak memiliki nilai spiritual. Bagian dari akhlakul karimah dalam Islam adalah ikhlas, dan akhlak mulia yang mencerminkan tingkat spiritual yang lebih tinggi disebut Ihsan. Ihsan adalah keyakinan bahwa Allah SWT selalu melihat dan mengetahui apa yang kita lakukan, sehingga seorang Muslim harus berusaha untuk menjadikan ikhlas sebagai dasar dari semua tindakan dan ibadah mereka (Rinumaya, n.d.).

Ikhlas juga berarti niat dan tujuan yang bersih dari setiap tindakan. Dalam agama Islam, ikhlas didefinisikan sebagai sikap hati yang murni dan tulus dalam beribadah atau berbuat baik, tanpa alasan atau niat lain selain mendekatkan diri kepada Allah atau melakukan kebajikan. Dalam Islam, konsep ikhlas sangat penting untuk mencapai keridhaan Allah SWT. Seorang Muslim harus berusaha menyucikan hati dan niat dalam setiap tindakannya karena perbuatan baik dan ibadah yang dilakukan dengan niat ikhlas akan diberikan pahala oleh Allah SWT.

Tiga tingkat ikhlas berbeda: Ikhlas Awam, Ikhlas Khawas, dan Ikhlas yang paling tinggi. Motivasi untuk Ikhlas Awam adalah untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT, sedangkan Motivasi untuk Ikhlas Khawas adalah untuk mendapatkan sesuatu dari Allah SWT tanpa mempertimbangkan pujian atau pengakuan orang lain. Aplikasi ikhlas dalam hidup memerlukan kesadaran, komitmen, dan kesungguhan. Seorang Muslim harus berusaha untuk membuat ikhlas menjadi inti dari setiap tindakan dan ibadah yang dia lakukan. Dengan demikian, setiap tindakan akan memiliki nilai spiritual dan dapat diterima oleh Allah SWT.

Di dalam Al-Qur’an, banyak ayat Allah yang memerintahkan agar nilai keikhlasan dijadikan pegangan dalam hidup dan menjadi karakter seorang mukmin (mukhlis dan mukhlas), diantaranya Q.S. Al-Bayyinah ayat 5 yang berbunyi,

"Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama dan juga melaksanakan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus."

Juga Q.S.Az-Zumar ayat 11 yang berbunyi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun