Dalam konteks spiritual, Itqan juga dianggap sebagai suatu keharusan untuk melakukan amal, sehingga Allah SWT menyukai hambanya yang melakukan amal itu. "Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya." (Al-Kahfi Ayat 7)
Itqan memiliki makna spiritual yang lebih dalam dan lebih luas dalam Islam karena beramal dengan itqan berarti beramal dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, serta dengan kesadaran bahwa Allah SWT selalu mengawasi dan mengetahui apa yang kita lakukan. Akibatnya, Itqan memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan seorang Muslim.
2.1.4 Ma'iyyah
Secara Bahasa: Ma’iyyah berasal dari kata Arab "مَعِيَّة" (ma'iyyah) yang berarti "kebersamaan" atau "bersama".
Secara Istilah: Ma’iyyah merujuk pada kesadaran bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya, mengawasi dan melindungi. Ma’iyyah juga mencakup keyakinan bahwa Allah senantiasa mendampingi dan memberikan pertolongan dalam setiap keadaan.
Dalam Islam, pengertian dan makna spiritual Ma'iyyah adalah konsep kebersamaan Allah dengan makhluk-Nya, yang mencakup semua aspek kehidupan, seperti ilmu, kodrat, kekuasaan, pendengaran, penglihatan, dan makna rubūbiyah lainnya. Makna yang lebih dalam dari ma'iyyah adalah keyakinan bahwa Allah meliputi makhluk-Nya dalam semua aspek kehidupan mereka, sehingga mereka menjadi bagian dari Allah dan Allah menjadi bagian dari makhluk-Nya (Saiful Amien, 2021).
Makna spiritual yang lebih luas dari ma'iyyah adalah sebagai suatu kebersamaan antara Allah dan makhluk-Nya, yang mencakup semua aspek kehidupan, seperti ilmu, kodrat, kekuasaan, pendengaran, penglihatan, dan makna rubūbiyah lainnya. Dalam Al Quran, Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya Allah meliputi segala sesuatu dengan ilmu-Nya." (Al-Hadid Ayat 3)
Dalam hal spiritual, Ma'iyyah juga didefinisikan sebagai hubungan antara Allah dan makhluk-Nya, yang mencakup semua aspek kehidupan, seperti ilmu, kodrat, kekuasaan, pendengaran, penglihatan, dan makna rubūbiyah lainnya. Oleh karena itu, Ma'iyyah memiliki makna spiritual yang lebih dalam dan luas dalam Islam, dan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan seorang Muslim.
2.1.5 Amanah
Secara Bahasa: Amanah berasal dari kata Arab "أَمَانَة" (amanah) yang berarti "kepercayaan" atau "tanggung jawab".
Secara Istilah: Amanah adalah tanggung jawab atau kepercayaan yang harus dijaga dan dilaksanakan dengan jujur dan penuh integritas. Ini mencakup segala bentuk tugas dan kewajiban yang diberikan oleh Allah dan manusia, yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Dalam bahasa Arab, "amana" adalah kata yang berasal dari kata "amanah", yang berarti dapat dipercaya atau jujur. Amanah, dalam pengertian yang lebih luas, mencakup tanggung jawab, kepercayaan, atau melakukan tugas dengan sebaik-baiknya. Amanah tidak hanya mencakup tugas sehari-hari kecil, tetapi juga tugas besar dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam hal pribadi, sosial, maupun spiritual. Amanah secara spiritual berarti bertanggung jawab kepada Allah. Pada hakikatnya, semua tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepada manusia adalah amanah dari Allah yang harus dipenuhi dengan penuh kesadaran dan ketaatan. Ini berarti mengikuti semua perintah-Nya dan menghindari semua larangan-Nya dengan sebaik mungkin. Dengan kesadaran ini, seseorang berusaha keras untuk selalu mengikuti jalan yang diridhai oleh Allah.
Kejujuran dan integritas adalah komponen utama amanah. Menjalankan amanah dengan baik berarti berperilaku dengan benar dan jujur dalam setiap tindakan dan keputusan yang Anda ambil. Orang yang benar-benar percaya tidak akan mengkhianati apa yang diberikan kepadanya, baik oleh Allah maupun oleh orang lain. Ini menunjukkan bahwa amanah bukan hanya tugas yang dilakukan di luar tetapi juga di dalam diri seseorang, yang menunjukkan iman dan sifat seseorang. Amanah juga mencakup tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap sesama.