Mohon tunggu...
windari chandra rini
windari chandra rini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Pamulang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Organisasi

30 April 2023   19:28 Diperbarui: 30 April 2023   19:44 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam memahami perilaku keorganisasian, penting bagi kita untuk mempelajari persepsi dan pengambilan keputusan individu. Persepsi merupakan keadaan integrted dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. 

Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi. Pengambilan keputusan adalah suatu proses untuk  menentukan satu pilihan dari beberapa alternatif sebagai upaya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi, yang tentunya memiliki risiko.

Kemudian kita juga perlu untuk mempelajari konsep motivasi. Motivasi sendiri merupakan perilaku yang ingin mencapai tujuan tertentu yang cenderung untuk menetap. 

Motivasi juga merupakan kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan perilaku yang tetap ke arah tujuan tertentu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri seseorang ataupun dari luar dirinya. Motivasi yang berasal dari dalam diri sesorang disebut motivasi intrinsik, dan yang berasal dari luar disebut motivasi ekstrinsik.

Dalam dunia kerja, individu akan sangat memerlukan individu lain dalam proses bekerja. Motivasi kerja dalam seseorang tidak hanya berasal dari orang tersebut melainkan perpaduan antara individu tersebut, rekan kerja, atasan serta lingkungan kerjanya.

 Seorang pekerja akan bekerja dengan baik jikalau pekerja tersebut mendapatkan motivasi kerja yang baik. Oleh karena itu perusahaan harus peka harus peka akan hal ini dan perlu mengetahui bagaimana cara meningkatkan motivasi kerja bagi para pekerjanya.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana persepsi mempengaruhi dalam pengambilan keputusan individu?

2. Bagaimana konsep motivasi dalam organisasi?

3. Bagaimana penerapan konsep motivasi dalam lingkungan kerja?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui bagaimana persepsi akan mempengaruhi pengambilan keputusan

2. Mengetahui bagaimana konsep motivasi dalam organisasi

3. Mengetahui penerapan konsep motivasi dalam lingkungan kerja

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Persepsi dan Dasar Pengambilan Individu 

2.1.1 Definisi Persepsi 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Persepsi berarti tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu atau berarti juga proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya

2.1.2 Proses Terjadinya Persepsi

Menurut Sunaryo (2004: 94), Persepsi melalui tiga proses :

  • Proses fisik. Proses fisik dalam bentuk objek menimbulkan rangsangan.
  • Proses fisiologis dalam bentuk rangsangan diterima oleh indera yang ditransmisikan oleh saraf sensorik ke otak.
  • Proses psikologis dalam bentuk proses di otak, sehingga individu menerima rangsangan yang diterima.

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Persepsi menurut Robbins :

1. Factor-faktor pada situasi :

  • Waktu
  • Latar kerja
  • Latar sosial

2. Faktor-faktor pada penilai

  • Sikap
  • Motif
  • Minat
  • Pengalaman
  • Ekspektasi

3. Faktor-faktor pada target

  • Inovasi
  • Pergerakan
  • Suara
  • Ukuran
  • Latar belakang
  • Proksimitas
  • Kesamaan

2.1.4 Pengambilan Keputusan 

Definisi pengambilan keputusan menurut Suharnan (2004: 94), proses pengambilan keputusan adalah proses memilih atau menentukan berbagai opsi di antara situasi yang tidak pasti.

2.1.5 Hubungan Antara Persepsi dan Pengambilan Keputusan Individual 

Individu melakukan pengambilan keputusan, pilihan yang dibuat dari dua atau lebih alternatif. Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi atas masalah, yaitu sebuah perbedaan antara situasi sekarang dan yang diinginkan. setiap keputusan mengharuskan Individu untuk menginterpretasi dan mengevaluasi informasi. Individu juga perlu mengembangkan alternatif-alternatif dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya.

2.1.6 Hal- Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pengambilan Keputusan

(Gunarsa, 2000: 13) menjelaskan Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan adalah:

  • Faktor internal meliputi intelektual, emosi, kemampuan, dan minat.
  • Faktor eksternal seperti pengalaman dalam bermasyarakat dan pengalaman belajar

2.1.7 Proses Pengambilan Keputusan

Menurut (Moordiningsih dan Faturochman, 2006) terdapat  sembilan fase, yakni sebagai berikut:

  • Mengamati
  • Kenali masalahnya
  • Tetapkan tujuan
  • Memahami masalah
  • Membuat beberapa keputusan
  • Penilaian alternatif
  • Memilih keputusan
  • Menerapkan keputusan
  • Memonitor

2.2 Konsep Motivasi

2.2.1 Definisi Motivasi

Motivasi diartikan sebagai daya pendorong yang mengakibatkan seorang anggota organisasi mau dan rela untuk mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian atau keterampilan tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya serta menunaikan kewajibannya dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. (Siagian, 1995: 138). Motivasi adalah suatu perangsangan keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang (Hasibuan 1995 dalam Notoatmodjo 2007). Adapun pemotivasian dapat diartikan sebagai pemberian motif-motif sebagai pendorong agar orang bertindak, berusaha untuk mencapai tujuan organisasional (Silalahi, 2002 : 341).

2.2.2 Teori-teori Motivasi

Terdapat beberapa teori-teori motivasi, diantaranya adalah teori hierarki Maslow dan teori motivasi MC Clelland. Pada teori hierarki Maslow mengungkapkan bahwa pada setiap manusia terdapat hierarki lima kebutuhan. Berikut ini lima kebutuhan manusia yang dibahas di dalamnya, yaitu:

  • Kebutuhan Fisiologis, kebutuhan manusia berupa makanan, pakaian, tempat tinggal, dan kebutuhan fisik lainnya yang digunakan untuk bertahan hidup. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan yang paling dasar.
  • Kebutuhan Keamanan, Sebuah kebutuhan akan rasa aman dari kekerasan fiisk ataupun psikis.
  • Kebutuhan Sosial, Kebutuhan ini mengarah pada rasa kasih sayang yang meliputi perasaan untuk mencintai dan dicintai.
  • Kebutuhan Penghargaan, kebutuhan ini biasanya meliputi rasa harga diri, kemandirian dan pencapaian, kebutuhan ini biasanya muncul setelah kebutuhan fisiologis, sosial, dan keamanan sudah terpenuhi.
  • Kebutuhan Aktualisasi Diri, kebutuhan ini meliputi  kebutuhan seseorang untuk memenuhi ambisi pribadi, meliputi pertumbuhan, potensi diri dan pemenuhan diri.

Dalam teori motivasi menurut MC Clelland, ia beranggapan bahwa suatu individu dapat memiliki motivasi jika dirinya memiliki keinginan untuk dapat berprestasi lebih baik dibandingkan yang lain. Pada teori ini terdapat 3 kebutuhan.

  • Kebutuhan prestasi, termotivasi untuk terus-menerus mengatasi tugas-tugas yang menantang dan dapat dipertanggung jawabkan secara individu.
  • Kebutuhan Afiliasi, yaitu kebutuhan yang termotivasi untuk menjadi lebih baik, diterima dan disukai oleh orang lain.
  • Kebutuhan Kekuasaan, pada kebutuhan ini seseorang termotivasi untuk memiliki pengaruh dan kekuasaan diri di atas orang lain.

2.2.3 Teori-Teori Motivasi Kotemporer

Berikut adalah beberapa teori yang termasuk kedalam teori motivasi kotemporer.

  • Teori Penentuan Nasib Sendiri (self-determination theory), teori ini berpendapat bahwa orang-orang lebih menyukai jika mereka merasa memiliki kontrol atas tindakan mereka.
  • Teori Penetapan Tujuan, teori ini memiliki tujuan yang lebih spesifik untuk menghasilkan keluaran (output) yang lebih tinggi.
  • Teori Efikasi Diri, teori ini mengacu pada keyakinan individu bahwa dia mampu untuk melaksanakan tugas.
  • Teori Penguatan, teori ini melihat perilaku sebagai hasil sebab akibat oleh lingkungan.
  • Teori Keadilan/Keadilan Organisasi, teori ini membandingkan antara input dan output. Contoh: gaji, promosi, dan lain-lain
  • Teori Ekspektansi, teori ini menyatakan bahwa kekuatan bergantung pada ekspektansi yang diberikan. Teori ini memusatkan perhatian pada tiga hubungan: Hubungan upaya kinerja, hubungan kinerja imbalan dan hubungan imbalan tujuan pribadi.

2.2.4 Macam-Macam Motivasi

Monk dan Knoers dalam Dimyati dan Mudjiono (2006: 90), menjelaskan

macam-macam motivasi, yakni:

  • Motivasi Intrinsik, adalah motivasi yang timbul dari dalam diri pribadi individu itu sendiri tanpa adanya pengaruh dari luar individu.
  • Ekstrinsik, adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang berada di luar perbuatan yang dilakukannya. Ia meendapat pengaruh atau rangsangan dari luar.

2.2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Menurut Danim (2004) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi, yaitu sebagai berikut:

  • Gaya kepemimpinan administrator, kepemimpinan dengan gaya otoriter membuat pekerja menjadi tertekan dan acuh tak acuh dalam bekerja.
  • Sikap individu, ada individu yang statis dan ada pula yang dinamis. Demikian juga ada individu yang bermotivasi kerja tinggi dan ada pula yang bermotivasi kerja rendah. Situasi dan kondisi di luar dari individu memberi pengaruh terhadap motivasi. Akan tetapi yang paling menentukan adalah individu itu sendiri.
  • Situasi kerja, lingkungan kerja, jarak tempuh dan fasilitas yang tersedia membangkitkan motivasi, jika persyaratan terpenuhi. Akan tetapi jika persyaratan tersebut tidak diperhatikan dapat menekan motivasi. Orang dapat bekerja dengan baik jika faktor pendukungnya terpenuhi. Sebaliknya, pekerja dapat menjadi frustasi jika faktor pendukung yang dia kehendaki tidak tersedia. 

Selain itu, Parrek (2005) juga mengemukakan enam indikator yang lazim digunakan untuk mengukur motivasi kerja.

  • Prestasi kerja, yaitu sesuatu yang ingin dicapai oleh seorang manajer dibawah lingkungan kerja yang sulit sekalipun. Misalnya dalam menyelesaikan tuga dibatasi oleh jadwal waktu (deadline ketat yang harus dipenuhi, seseorang pekerja dapat menyelesaikan tugasnya dengan hasil yang memuaskan.
  • Pengaruh,yaitu upaya yang dilakukan untuk mempertahankan gagasan atau argumentasi sebagai bentuk dari kuatnya pengaruh yang ingin ditanamkan kepada orang lain. Saran - saran atau gagasan yang diterima sebagai bentuk partisipasi dari seseorang pekerja akan menumbuhkan motivasi, apalagi jika gagasan atau pemikiran tersebut dapat diikuti oleh orang lain yang dapat dipakai sebagai metode kerja baru dan ternyata hasilnya positif dan dirasakan lebih baik.
  • Pengendalian, yaitu tingkat pengawasan yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahannya. Untuk menumbuhkan motivasi dan sikap tanggung jawab yang besar dari bawahan, seorang atasan dapat memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk bekerja sendiri sepanjang pekerjaan itu memungkinkan partisipasi. dan menumbuhkan
  • Ketergantungan, yaitu kebutuhan bawahan terhadap orang - orang yang berada dilingkungan kerjaannya, baik terhadap sesama pekerja maupun terhadap atasan. Adanya saran, gagasan ataupun ide dari atasan kepada bawahan yang dapat membantunya memahami suatu masalah atau cara penyelesaian masalah akan menjadi motivasi yang positif.
  • Pengembangan, yaitu upaya yang dilakukan oleh organisasi terhadap pekerja atau oleh atasan terhadap bawahannya untuk memberikan kesempatan guna meningkatkan potensi dirinya melalui pendidikan ataupun pelatihan. Pengembangan ini dapat menjadi motivator yang kuat bagi karyawan. Disamping pengembangan yang menyangkut kepastian karir pekerja. Pengertian pengembangan yang dimaksudkan disini juga menyangkut metode kerja yang dipakai. Adanya perubahan metode kerja yang dirasakan lebih baik karena membantu penyelesaian tugas juga menjadi motivasi bagi pekerja.
  • Afiliasi, yaitu dorongan untuk berhubungan dengan orang-orang atas dasar sosial. Keterbukaan orang orang yang berada dilingkungan kerja yang memungkinkan hubungan antara pribadi dapat berjalan dengan baik, saling membantu masalah pribadi akan menjadi motivasi yang positif dari pekerja.

2.3 Motivasi : Dari Konsep Menjadi Penerapan

2.3.1 Memotivasi dengan Desain Pekerjaan : Model Karakteristik Pekerjaan

Riset terkait motivasi berfokus dengan menghubungkan konsep motivasi dengan perubahan desain kerja. Dalam studi desain pekerjaan dijelaskan bahwa penentuan tugas dan cara yang digunkana untuk mengerjakan tugas tersebut dan seperti apa tugas tersebut berkaitan dengan tugas lainnya.

Model Karakteristik Pekerjaan

Dikembangkan oleh J. Richard Haekman dan Greg Oldham, model karakteristik pekerjaan (job characteristic model [JCM]) mengatakan bahwa kita dapat menggambarkan suatu pekerjaan dalam bentuk lima dimensi utama pekerjaan :

  • Keahlian yang bervariasi
  • Identitas tugas
  • Signifikan tugas
  • Kemandirian
  • Umpan balik

2.3.2 Desain Ulang Pekerjaan

Pekerjaan dapat didesain ulang dengan melalui dua cara, yakni adalah sebagai berikut :

  • Rotasi Pekerjaan (job rotation), rotasi ini akan berdampak dengan kurangnya rasa bosan karyawan, peningkatan motivasi serta membuat karyawan menjadi paham bagaimana pekerjaannya berkontribusi bagi orang lain dan organisasi.
  • Pengayaan Pekerjaan (job enrichment), memperluas pekerjaan dengan meningkatkan keadaan di mana pekerja mengendalikan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kerja.

2.3.3 Desain Pekerjaan Relasional

Mendesain kembali pekerjaan berdasarkan teori karakteristik pekerjaan cenderung membuat karyawan termotivasi. Salah satu cara yang dapat membuat pekerjaan lebih sugestif dan memotivasi adalah dengan menghubungkan para pekerja dengan penerima manfaat.

2.3.4 Alternatif Pengaturan Kerja

Alternatif Pengaturan Kerja menjelaskan bagimana pengaturan kerja yang spesifik bisa memberi motivasi untuk karyawan.

  • Flextime
  • Pembagian Kerja
  • Bekerja Jarak Jauh

2.3.5 Keterlibatan Pekerja

Keterlibatan pekerja adalah proses partisipasi antara pekerja dalam meningkatkanorganisasi atau perusahaan. Analoginya, jika karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan maka karyawan tersebut akan termotivasi, berkomitmen pada perusahaan,lebih produktif, dan lebih terpuaskan.

1. Contoh-Contoh Program Keterlibatan Pekerja

  • Manajemen Partisipatif, umumnya pada seluruh program manajemen partisipatif adalah pengambilan keputusan bersama, yang mana para bawahan berbagi derajat kekuasaan
  • Partisipasi Representatif, tujuannya adalah untuk mendistribusikan kembali kekuasaan di dalam organisasi, menempatkan tenaga kerja dalam suatu pijakan yang sama dengan kepentingan manajemen dan para pemegang saham dengan memungkinkan para pekerja diwakilkan oleh sekelompok kecil pekerja yang berperan serta secara nyata.

2. Menghubungkan Program Keterlibatan Pekerja dengan Teori Motivasi

Program keterlibatan karyawan memberikan motivasi dengan meningkatkan kesempatan untuk tumbuh, kewajiban, dan kontribusi. Kesempatan untuk membuat keputusan, menindak lanjutinya, dan melihat mereka bertindak dalam membantu pemenuhan keperluan pekerjanya. Program keterlibatan berpotensi meningkatkan motivasi intrinsik pekerja dalam penugasan kerja. Memberi pekerja kendali dan memastikan bahwa kepentingan mereka terwakili.

2.3.6 Imbalan Untuk Memotivasi Para Pekerja

Gaji bukanlah faktor utama untuk mendorong kepuasaan kerja. Namun faktor tersebut memotivasi orang, dan perusahaan seringkali meremehkan manfaat pentingnya dalam mempertahankan talenta yang unggul. Di bawah ini adalah bagaimana cara kerja imbalan untuk memotivasi para pekerja, yaki sebagai berikut :

  • Menciptakan suatu struktur gaji
  • Memberikan imbalan kepada para pekerja melalui program pembayaran gaji yang bervariabel
  • Pembayaran gaji yang bervariabel dapat dibagi menjadi beberapa bentuk, yakni sebagai berikut :
  • Pembayaran gaji berdasarkan hasil kerja
  • Pembayaran gaji berdasarkan prestasi
  • Bonus
  • Pembayaran gaji berdasarkan keahlian
  • Rencana pembagian laba
  • Pembagian keuntungan
  • Rencana kepemilikan saham pekerja

2.3.7 Manfaat Yang Fleksibel : Mengembangkan Suatu Paket Hal yang Bermanfaat

Maksud dari metode manfaat yang felskibel adalah konsistensi harus memilikiketerkaitan dengan tujuan organisasi. Setiap imbalan harus bisa memungkinkan setiap pekerja dengan memuaskan kebutuhan mereka saat itu.

2.3.8 Imbalan Intristik : Program Penghargaan Pekerja

Program penghargaan pekerja berkisar dari ucapan terima kasih yang dilakukan dengan spontan dan secara pribadi sehingga program formal yang dipublikasikan secara luas yang mana tipe perilaku tertentu didorong dan prosedur untuk memperoleh penghargaan diidentifikasi dengan jelas. Beberapa riset menyarankan bahwa insentif keuangan akan menjadi lebih memotivasi dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang dapat berupa insentif nonkeuangan.

2.3.9 Penerapan Motivasi Kerja Terhadap Peningkatan Produktifitas Kerja

Beberapa literatur menyatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan produktivitas merupakan suatu kunci yang dapat memberikan kontribusi dalam kesuksesan organisasi dimana keterberpihakan dari peningkatkan produktivitas dapat dilakukan dengan cara peningkatan motivasi kerja dimana, dinyatakan bahwa dalam suatu perusahaan dimana didalamnya terdapat karyawan maka diperlukannya suatu dorongan bagi keryawan dalam pencapaian tujuan organisasi sehingga dapat memberikan pengaruh dan juga dapat mencapai suatu objektivitas dalam peningkatan daya saing perusaahan, oleh sebab itu dimana upaya peningkatan motivasi karyawan yang sangat baik akan memberikan suatu optimalitas dalam performance atau produktivitas kerjanya. Selain itu dalam upaya peningkatan produktifitas dan juga lingkungan perkerjaan dalam suatu organisasi pada dasarnya akan memberikan pengaruh dalam pencapaian kapabilitas individu atau kelompok dalam organisasi secara sistematis maupu permanen, dan kenyataannya bahwa pekerja yang nyaman dan memiliki kapabilitas dapat dicapai peningkatannya dengan cara memberikan suatu arahan motivasi yang tepat kerjanya.

Motivasi merupakan suatu faktor yang dapat memberikan suatu dampak terhadap psikologis serta perilaku seorang karyawan, karena dengan adanya motivasi, maka seorang karyawan akan merasa percaya diri, bersemangat dan mendapat dorongan untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi dapat timbul dari diri sendiri ataupun orang lain, dan pada dasar nya suatu instansi bukan saja mengharapkan karyawan mau dan mampu bekerja secara giat, tetapi bagaimana memliki motivasi yang tinggi di antaranya adalah gaji atau upah, prestasi, afiliasi, kekuasaan atau karier. Dalam teori motivasi dapat membantu perusahaan dalam mendapatkan benefit yang dilihat dari modal sumber daya manusia.

 

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persepsi dan pengambilan keputusan individu, keduanya saling berhubungan dalam membentuk suatu perilaku organisasi. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak

manusia. Persepsi merupakan keadaan integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi.

Sedangkan pengambilan keputusan adalah suatu proses untuk menentukan satu pilihan dari beberapa hal untuk menentukan satu pilihan dari beberapa alternatif sebagai upaya untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi, yang tentunya memiliki risiko. Setiap keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap informasi. Karena itu, data yang diterima perlu disaring, diproses, dan ditafsirkan. Persepsi dari pengambilan keputusan akan ikut menentukan hal tersebut, yang mempunyai hubungan besar pada hasil akhirnya.

Dengan membuat persepsi yang benar terhadap suatu informasi akan memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan tersebut maka memperbesar kemungkinan tercapainya visi dan misi suatu organisasi.

Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan ke arah suatu tujuan tertentu.

Terdapat beberapa teori motivasi, diantaranya teori hirarki kebutuhan Maslow dengan lima kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, penghargaa dan aktualisasi diri. Selain juga terdapat teori motivasi MC Clelland dengan 3 kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan prestasi, afiliasi dan kekuasaan.

Menurut Danim setidaknya terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi motivasi, berbeda dengan Parrek yang mengemukakan setidaknya enam faktor yang dapat mempengaruhi motivasi.

Kemudian motivasi yang artinya adalah dorongan agar seseorang melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan. Bagi setiap individu sebenarnya memiliki motivasi yang mampu menjadi spirit dalam mengacu dan menumbuhkan semangat kerja dalam bekerja. Spirit yang dimiliki seseorang tersebut dapat bersumber dari dirinya maupun dari luar, dimana kedua bentuk tersebut akan lebih baik jika dua-duanya bersama-sama ikut menjadi pendorong motivasi seseorang. Motivasi muncul dalam dua bentuk dasar yaitu, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.

Motivasi para pekerja merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi kinerja di sebuah organisasi. Banyak yang mempengaruhi kinerja pegawai, mulai dari adanya penghargaan, kesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, diberikan pujian dalam melakukan suatu pekerjaan. Kesempatan bekerja pada level yang lebih tinggi sangat berpengaruh pada kepuasan kerja, motivasi serta kinerja yang lebih tinggi.

Motivasi kerja yang tinggi lebih cepat dalam mencapai tujuan organisasi. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk memotivasi para pekerja oleh manajernya sehingga bisa menghasilkan kinerja yang lebih baik.

3.2 Saran

Dengan adanya pembahasan ini kami berharap dapat membantu pembaca untuk memperoleh informasi mengenai persepsi dan pengambilan keputusan individu, konsep motivasi serta penerapannya dalam Organisasi. Namun kami sadar bahwa dalam pembahasan ini masih terdapat banyak kekurangan . Oleh karena itu masukan serta saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan tersebut.

PERTANYAAN

1. Sebutkan apa saja unsur-unsur Persepsi?

Unsur-unsur Persepsi menurut Meinarno (2009: 28) menyatakan bahwa unsur-unsur persepsi adalah:

  • Pengamatan, adalah fungsi pengenalan di mana seseorang mengalami objek nyata melalui kontak langsung dengan system.
  • Representasi, adalah proses yang mengumpulkan semua pendapat dan pemikiran tentang objek melalui informasi dan komunikasi.
  • Opini, yakni proses seseorang melakukan kontak teratur dan sistematis dengan mengevaluasi objek.

2. Sebutkan Macam-Macam Pengambilan Keputusan

Menurut Terry dalam Triono (2012), macam-macam pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

  • Keputusan yang dihasilkan secara otomatis, keputusan ini dibuat tanpa adanya pertimbangan adanya pilihan dan risiko.
  • Keputusan terinduksi, keputusan yang dipaksakan ini dibuat atas dasar manajemen risiko, dengan menitikberatkan pada bagaimana cara meminimalosor risiko dari keputusan yang diambil.

3. Apa tujuan pengambilan keputusan?

Terdapat dua tujuan dari pengambilan keputusan, yaitu:

  • Tujuan tunggal, yakni pengambilan keputusan hanya melibatkan satu masalah saja.
  • Tujuan ganda, yakni tujuan dari beberapa keputusan adalah untuk terjadi ketika keputusan yang dihasilkan melibatkan banyak masalah. Yaitu, keputusan secara bersamaan memecahkan dua (atau lebih) masalah yang pada dasarnya tidak konsisten atau tidak konsisten

4. Bagaimana penerapan motivasi dalam organisasi dapat menyelesaikan kendala perilaku individual organisasi?

Dengan adanya motivasi, kita dapat membangun rasa percaya diri seseorang, membuat seseorang keluar dari keterpurukan atau mengubah perilaku negatifnya dan menjadi sesuatu yang positif dengan bantuan serta dukungan dari orang-orang dalam organisasi.

5. Bagaimana Cara Meningkatkan Motivasi untuk Diri Sendiri?

  • Tetapkan dan tulis tujuan
  • Susun rencana dengan baik dan terarah
  • Atasi rasa takut terhadap kegagalan
  • Bersikap positif
  • Berikan hadiah pada diri sendiri



Daftar Pustaka

Abraham H. Maslow, 2010, Motivation and Personality. Rajawali, Jakarta

Gunarsa, S.D. 2000. Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Agung

Notoatmodjo, S 2007, Promosi kesehatan dan ilmu perilaku,PT Rineka Cipta, Jakarta.

Nurvi Oktiani, E. S. (2019). Implementasi Penerapan Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan Terhadap Peningkatan Produktifitas Kerja. Widya Cipta: Jurnal Sekretari dan Manajemen, 256.

Robbins, P. Stephen & Judge, Timothy A. (2015). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.

Siagian, Sondang P. 1995. Teori Motivasi dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta

Silalahi, Ulber. 2002. Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen. Bandung : CV. Mandar Maju.

UNIVERSITAS PAMULANG

1. Andriyani Ciptaningtyas
2. Fajar Singgih Rahutomo
3. Rakha Al Faridzie
4. Windari Chandra Rini
5. Zahra Arelya Sari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun