Mohon tunggu...
windar deyuar
windar deyuar Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari 3 orang anak

Wanita tangguh penuh semangat positif thinking.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Minat Baca

6 September 2021   06:43 Diperbarui: 6 September 2021   07:59 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada beberapa trik yang biasa saya terapkan kepada anak-anak baik di rumah maupun di tempat lain, diantaranya :

  1. Memancing SDM tersebut dengan cerita yang menarik sesuai tingkat usianya dengan tujuan orang tersebut nantinya akan penasaran.  Jika mereka sudah penasaran, kita bisa langsung masuk trik ke-dua.

  2. Menunjukkan kepada SDM tersebut di mana mereka bisa mendapatkan cerita lanjutannya, tentu saja dengan memberikan link bacaan yang sesuai dengan usianya.

  3. Usahakan bukan kita yang memilihkan genre bacaannya tetapi sebelumnya kita sudah menggali cerita dari mereka untuk mengetahui apa yang mereka sukai, mereka senangi dan memang itu passionnya.

  4. Pertanyaannya bagaimana dengan SDM yang "tidak berdaya" seperti anak-anak putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan studinya karena memang "tidak" ada biaya?  Jangankan untuk membeli buku bacaan, untuk bisa makan saja mereka sudah sangat bersyukur.  Kalau kondisinya demikian, tentu saja tangan-tangan "dermawan" kitalah yang harus ambil bagian.  Kita tidak bisa hanya menunjukkan, tetapi langsung memberi atau meminjamkan bahan bacaan serta tontonan yang bisa menjadi solusi                          "ketidakberdayaan" SDM dimaksud.

IV. Kapan SDM bisa menumbuhkan Minat Bacanya?

SDM yang bisa  menumbuhkan Minat Bacanya dapat kita lihat pada sa'at  mereka dalam kondisi membutuhkan berbagai bacaan atau literatur sebagai motivasi "penggerak" di setiap aktivitasnya.

Golongan SDM yang mengandalkan motivasi dari tulisan orang lain termasuk SDM yang "potensial" dalam menaikkan tingkat Minat Baca.

Apa saja kriteria atau ciri SDM tersebut? Diantaranya :

  1. Type pemalu, ciri tersebut dapat kita lihat pada sa'at kita melakukan "coaching" (menggali) potensi yang ada dalam diri SDM bersangkutan utamanya jika kita menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas "passion" SDM tersebut.  SDM yang hanya memberikan keterangan atau penjelasan singkat, bisa dikategorikan "SDM pemalu.  Pribadi pemalu cenderung tertutup (Intropert).  Kebanyakan dari mereka tidak suka bahkan benci dengan orang yang berusaha meng-coaching dirinya.  Bagaimana solusinya?  Kalau kita sudah bisa mendeteksi kondisi SDM tersebut, jangan meneruskan usaha "coaching" tetapi akan lebih manjur jika kita yang menceritakan apa yang kita rasakan, inginkan, cita-citakan di masa depan dan bagaimana cara kita menemukan "solusi" untuk masalah kita dalam menggapai "ekspektasi" yang sudah kita rencanakan.  Ingat SDM yang Intropert lebih senang mendengar pengalaman orang lain  daripada menceritakan hal-hal yang ada pada dirinya sendiri.  Setelah mereka mendengar cerita orang lain, SDM tersebut akan mencari referensi lain untuk perbandingan  bahan solusi masalahnya.  Jika SDM tersebut tidak mendapati lagi orang yang mau bercerita dengannya, secara sadar mereka akan berusaha mencari dari bahan bacaan atau tontonan yang ada relevansinya dengan pemahaman yang sempat didapatkannya dari kita.

  2. Sebaliknya ada SDM yang punya sifat terbuka atau "Ekstropert".  Menghadapi SDM Ekstropert tidak lebih mudah daripada yang bersifat Intropert.  Dari sisi ketergalian minat, memang kita lebih mudah mendapatkannya karena sifat keterbukaan tadi, tetapi biasanya orang yang Ekstropert lebih banyak punya "alasan" untuk menolak apa yang disarankan orang lain.  Penolakan itu bukan semata karena mereka sudah paham apa yang seharusnya mereka lakukan untuk mencapai "kesuksesan" tetapi lebih pada sifat mereka yang tidak sungkan menyampaikan "ketidaksukaanya" membaca jika dalam kondisi badmood.  Bagaimana solusinya?  Kalau kita sudah tahu SDM tersebut "Ekstropert", jangan pernah mendiktenya.  Biarkan mereka menjawab usaha coaching kita sampai mereka puas mengutarakan apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya, baru kita masuk perlahan dalam alur "mindset" yang sudah mereka bangun.  Dengan kata lain, pancing dan samakan serta ikuti daya pikirnya.  Jika kita sudah bisa berada dalam frekuensi yang sama getarannya dengan "pola" mereka, insyaa Allah akan mudah mengambil setir untuk mengarahkan langkah SDM tersebut dalam meningkatkan Minat Bacanya.

  3. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    6. 6
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
    Lihat Humaniora Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun