Ketika sedang bergoyang, Johanna, salah seorang teman Jan, mengajak pulang karena merasa tidak enak badan. Jan yang baik hati itupun mengantarkan Johan. Karena mukanya pucat, Jan pun menggandeng tangannya dan kemudian berpamitan dengan teman-temannya yang lain.
Gita yang kesal karena teleponnya tidak diangkat Jan, mengajak teman-temannya pulang. Mereka menasehati Gita agar tidak perlu sedih sambil merasa sedikit bersalah karena bertanya tentang Jan. Mungkin Jan memang betul-betul sibuk.
Ketika mendengarkan nasehat teman-temannya itu, Gina melihat sosok laki-laki gondrong yang tengah menggandengan seorang wanita. Dia yakin itu Jan. Gita terus mempertajam pandangannya dan meyakinkan bahwa laki-laki itu Jan. Karena yakin bahwa laki-laki itu Jan, Gita pun mendekati kedua orang yang sedang bergandengan itu dan mereka terlibat perang mulut yang sengit. Teman-teman Gita mencoba menenangkan Gita. Tapi Jan dan Gita masih terlibat perang mulut hingga kemudian Gita mengucapkan “I hate you!” dan pergi meninggalkan Jan.
***
Gita ingin melupakan Jan dan fokus di kuliah dan thesisnya. Tinggal beberapa hitungan bulan, Gita sudah menyelesaikan program Master di Groningen University. Dia tidak ingin larut dalam kesedihan dan menangisi kisah cintanya. Dia harus selesai kuliah tepat waktu dan kembali ke Indonesia. Dia sudah sangat kangen dengan Mamak dan Opungnya.
Masa-masa akhir studi Gita berjalan dengan lancar. Thesisnya sudah selesai diuji dan menunggu wisuda. Sambil mempersiapkan wisuda, Gita juga persiapan untuk pulang kampung. Dia sudah memesan tiket pesawat ke Indonesia, oleh-oleh untuk Mamak dan Opungnya dan mengurus segala macam administrasi di Belanda. Gita sebetulnya masih ingat Jan. Tapi dia sudah lama tidak mendengar kabar meneer Belanda itu.
Jan merasa sangat sedih setelah perang mulut dengan Gita beberapa bulan lalu. Dia menyadari kalau dirinya yang bersalah. Jan sudah lama tidak mendengar kabar berita Gita, hingga dia tersadar kalau Gita seharusnya sudah lulus dan mungkinkah Gita sudah kembali ke Indonesia? Jan mencoba mencari tahu informasi dari teman-teman Gita. Kabar terbaru yang sampai di telinga Jan adalah Gita sedang menuju ke Groningen Centraal Station dan akan menuju ke Schipol.
Jan segera mengambil sepedanya dan mengayuh menuju Centraal Station. Jan parkir sepedanya dan berlari menuju ke peron mencari Gita. Tapi Jan tidak menemukan sosok Gita. Sepertinya Gita telah berangkat. Jan tertunduk lesu. Menyesali perbuatannya. Tapi mau bagaimana? Nasi sudah menjadi bubur.
***
Mamak dan Opung Gita merasa heran dengan sikap Gita yang pendiam. Mereka lantas bertanya apakah ada masalah yang sedang dialami oleh Gita.
“Apa yang sedang kau pikirkan, Gita? Sampai di rumah kok sepertinya sedih. Bukankah seharusnya senang?” Mamak Gita bertanya ke Gita sambil duduk di sebelah anak perempuannya itu